LSD Sudah Masuk Jabar, Masyarakat Diminta Jangan Takut Berkurban

foto Diskominfo Garut
foto Diskominfo Garut
0 Komentar

KOTA BANDUNG – Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi/kerbau adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini biasanya menyerang sapi. Penyakit ini dicirikan dengan adanya benjolan pada kulit sapi.

Virus penyebab LSD termasuk dalam genus Capripoxvirus yang ditularkan melalui antropoda, terutama serangga penghisap darah (lalat, nyamuk, caplak), pakan dan air yang terkontaminasi, serta penularan langsung melalui saliva, sekresi hidung, dan air mani.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat Supriyanto, menerangkan, LSD hanya menyerang sapi dan kebau. Hal itu dikarenakansapi dan kerbau merupakan spesies yang paling rentan tertular LSD virus (LSDV).

Baca Juga:Sekda Jabar Sebut BUMD Akan Dioptimalkan Untuk Menunjang Sumber Pendapatan Provinsi JabarDinas Sumber Daya Air Jabar Siapkan Strategi Hujan Buatan untuk Menghadapi El Nino

Virus LSD ini mempunyai reseptor spesifik pada sel dalam tubuh sapi yang menyebabkan virus dapat masuk dan bereplikasi di dalam tubuh.

“Hewan lain kemungkinan tidak memiliki reseptor spesifik yang dibutuhkan oleh virus untuk menginfeksi sel secara efektif. Sapi merupakan host utama dan paling rentan terserang LSD, spesies lain seperti kerbau air dan ruminansia liar. Namun, kambing dan domba dilaporkan resisten terhadap infeksi LSDV,” ucap Supriyanto, Senin (12/6/2023)

Menurut Supriyanto, penyakit ini menyebabkan timbulnya benjolan atau bintik-bintik pada kulit sapi dan kerbau yang tertular. Penyakit ini diawali dengan bintik-bintik yang kecil dan keras, tetapi secara bertahap tumbuh ukurannya dan menjadi lembut serta berisi cairan.

“Kulit di atas bintik-bintik tersebut dapat menjadi merah, membengkak, dan akhirnya mengalami ulserasi, yang kemudian dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder,” kata Supriyanto.

“LSD dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menurunkan produksi susu, penurunan berat badan, menurunkan fertilitas, dan kematian dalam kasus-kasus yang parah,” imbuhnya.

Namun demikian, menurut Supriyanto LSD tidak lebih berbahaya dibanding dengan dampak PMK. Sebab, PMK memiliki tingkat penularan lebih tinggi, lebih cepat, dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi baik secara domestik maupun internasional (perdagangan ternak dan produk hewan).

0 Komentar