Literasi Baca Tulis sebagai Modal Kecakapan di Abad 21

Literasi Baca Tulis sebagai Modal Kecakapan di Abad 21
Ema Astri Muliasari, Mahasiswi S2 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.-Foto:dokradartasik.diswa.id/dokema-
0 Komentar

Tentu saja hal ini akan memperluas wawasan dan menambah serta membuat kita mampu menentukan pilihan terbaik dalam hidup. Berkaitan erat dengan membaca, kemampuan menulis pun penting untuk dimiliki dan dikembangkan, karena keduanya saling berkaitan. Dengan menulis, kita mampu memnyampaikan ide, gagasan dan pemikiran kita serta mengabadikan “rasa”.

Literasi baca-tulis harus ditanamkan sejak dini dari mulai lingkungan terkecil. Pembiasaan membaca bukan hanya tugas pendidik di sekolah, namun sudah merupakan kewajiban setiap warga masyarakat. Bagi umat Islam, perintah membaca telah diturunkan sebagai wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW dan itu adalah perintah membaca.

Membaca tidak sekedar teks dengan kata-kata dan maknanya, lebih dari itu seluruh peristiwa dalam keseharian juga perlu dibaca (Abdul Rahman, 2017:106). Hal inilah yang menjadikan pentingnya membaca karena membaca mampu mengasah kepekaan atau kepedulian yang mulai runtuh di negara ini.

Baca Juga:Temuan Baru BPOM Ada 7 Obat Afi Farma Sebabkan Gagal GinjalHasil Liga Champions Matchday 6: Liverpool Hentikan Dominasi Napoli, Bayern Raih Poin Sempurna

Literasi baca-tulis merupakan keterampilan yang bisa dilatihkan dengan pembiasaan sejak dini. Hal ini dapat terwujud dengan adanya sinergi Tri Pusat Pendidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pertama, keluarga berperan penting dalam mewujudkan budaya baca-tulis ini pada dasarnya bisa dipupuk di setiap rumah atau keluarga. Orang tua menjadi teladan yang utama dan pertama dalam berliterasi. Misalnya dengan meluangkan waktu untuk membaca bersama, membacakan dongeng, membuat perpustakaan keluarga dan masih banyak hal menarik lainnya untuk menumbuhkan generasi literat yang dimulai dari rumah.

Kedua, sekolah sebagai sarana pendidikan formal. Oleh karena itu, sekolah dapat dijadikan tempat untuk membudayakan membaca dan menulis . Melalui Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, mengisyaratkan pengembangan dan pembelajaran, khususnya potensi unik dan utuh setiap anak melalui kegiatan wajib pembiasaan membaca buku non-pelajaran setiap hari.

Ketiga, masyarakat sebagai lingkungan terluas dalam membudayakan literasi. Apabila di sekolah anak telah diajarkan untuk senantiasa gemar membaca, tetapi di dalam lingkungan keluarga tidak pernah dibiasakan dengan budaya membaca bahkan dalam kehidupan masyarakat tidak ada ruang atau fasilitas membaca, maka dalam mewujudkan generasi literat itu tidak akan berhasil.

0 Komentar