Literasi Baca Tulis sebagai Modal Kecakapan di Abad 21

Literasi Baca Tulis sebagai Modal Kecakapan di Abad 21
Ema Astri Muliasari, Mahasiswi S2 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.-Foto:dokradartasik.diswa.id/dokema-
0 Komentar

Radar Garut – Dunia sekarang telah memasuki Abad ke-21 yang merupakan era digital dan global. Abad ke-21 ini akan dipenuhi dengan orang-orang kreatif, inovatif, produktif, hangat dalam berinteraksi sosialnya dan berperadaban tangguh. Salah satu kecakapan yang harus dimiliki adalah literasi baca tulis.

Kemampuan Abad ke-21 menuntut perubahan secara sistematis dalam dunia pendidikan untuk mempersiapkan generasi masa depan yang mampu bekerjasama dalam tim, memecahkan masalah sehari-hari, berfikir kritis, menguasai teknologi serta mampu berkomunikasi dengan efektif.

Ciri Abad ke-21 menurut Kemendikbud adalah tersedianya informasi dimana saja dan kapan saja (informasi), adanya implementasi penggunaan mesin (komputasi), mampu menjangkau segala pekerjaan rutin (otomatisasi) dan bisa dilakukan dari mana saja dan kemana saja (komunikasi).

Baca Juga:Temuan Baru BPOM Ada 7 Obat Afi Farma Sebabkan Gagal GinjalHasil Liga Champions Matchday 6: Liverpool Hentikan Dominasi Napoli, Bayern Raih Poin Sempurna

Pada era global ini kompetisi sangat tinggi dengan perubahan yang berlangsung cepat dan tidak dapat diprediksi. Dalam menghadapi tantangan tersebut, anak cucu kita harus dibekali dengan penguatan karakter, pengetahuan dan keahlian. Ketiga hal tersebut dapat diperoleh melalui literasi.

Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis. Literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Aktivitas membaca sebagai inti dari literasi saat ini belum populer, budaya yang terputus dari para pendiri bangsa yang gemar membaca ini harus digelorakan kembali.

Di abad 21 ini, ada beberapa literasi dasar yang harus kita kuasai di antaranya: literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan.

Literasi baca-tulis merupakan induk dari semua literasi tersebut dan sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Pada mulanya literasi baca-tulis sering dipahami sebagai melek aksara, dalam arti tidak buta huruf. Melek aksara dipahami sebagai pemahaman atas informasi yang tertuang dalam media tulis sedangkan buta huruf merupakan hambatan menuju kualitas hidup yang lebih baik.

Literasi baca-tulis dipahami sebagai kemampuan berkomunikasi sosial di dalam masyarakat. Membaca adalah kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Semakin banyak ragam jenis bacaan yang dibaca, dapat menjadikan kita memahami sesuatu yang belum pernah kita ketahui.

0 Komentar