Kuku Mulut

Kuku Mulut
0 Komentar

Maka perdagangan daging di Indonesia pun kukuh: tetap harus dari daging negara bebas PMK seperti Australia.

Diam-diam Indro berangkat ke Jawa Tengah. Swadaya. Sekalian mudik. Ia melakukan penelitian di Jateng. Jiwa penelitinya tidak tersandera oleh anggaran proyek.

Hasilnya?

“Sekitar 20 persen juga yang memiliki antibodi PMK,” ujarnya.

Maka status Indro bukan lagi tidak disukai. Ia sudah tergolong dianggap pembangkang. Ia ditekan untuk merahasiakan hasil penelitiannya itu. Ia diperlakukan seperti virus –dijauhi.

Baca Juga:MUI Murka Lihat Kedubes Inggris Kibarkan Bendera LGBT, Begini Kata Gus NadirAncaman Serius, Yudha Legislator Garut Bersama Baguna, Tagana dan BPBD Bersihkan Sampah di Irigasi Ciparay dan Sub DAS Cimaragas

Indro pun berpikir untuk mengundurkan diri dari lembaga itu. Apalagi ketika di belakang hari ada peristiwa lain. Sejenis. Di bidang lain. Yang lebih penting. Ia benar-benar mundur.

Ia jadi peneliti independen. Dengan hidup seadanya.

Apalagi pengurusan bea siswa yang sudah lama diajukan dikabulkan. Indro berangkat ke Australia. Memperdalam ilmu virus di sana. Megang di seorang guru besar ternama.

Pulang dari Australia Indro tetap jadi peneliti independen. Jadi orang biasa. Dengan mobil 1500 cc-nya.

Indro tidak berhenti menggeluti virus. Itu cinta dalam. Hidupnya. Ia tetap tenggelam di laboratorium. Termasuk ketika Covid masuk ke Indonesia. Ia melakukan penelitian sendiri. Sampai melahirkan “Protokol Rakyat” –cara menghindari Covid yang lebih sederhana dan murah dibanding Prokes pemerintah (Disway 19 Juli 2021).

Kini, pemerintah sudah mengakui: PMK memang sudah masuk Indonesia. Sudah menjadi berita media. Gubernur Jatim Indar Parawansa sampai keliling ke peternak. Ia minta pusat segera turun tangan. Ahli segara bertindak.

Saya menghubungi Warijan. Ia yang dulu menyuruh istrinya berhenti sebagai buruh pabrik. Untuk jadi pedagang kecil. Di desanya. Di luar kota Mojokerto.

Warijan bisa beli rumah. Beli mobil. Beli tanah. Dan kini juga sudah memiliki dua ekor sapi. Dua-duanya baru saja beranak.

Baca Juga:Korban Meninggal Kecalakaan Bus Asal Pagerageung Dimakamkan di Kampung HalamanKecelakaan Bus Pariwisata di Tanjakan Pari Ciamis 4 Orang Meninggal

Ia sangat gelisah atas munculnya berita PMK. Ia sering menengok bayi sapinya.

Saya kenal baik Warijan. Sejak lama. Sejak ada konvensi apa dulu itu. Ia salah satu yang selalu mem-posting Disway di Facebook-nya. Ia bangga. Disway di Fb-nya dibaca puluhan ribu orang –kadang ratusan ribu.

“Dok, apa yang harus dilakukan peternak seperti Warijan?” tanya saya pada Indro.

0 Komentar