“Ini bisa jadi satu diversity (keragaman) kopi itu sendiri, tapi berasal dari Jabar,” tambahnya.
Ryan menjelaskan bahwa kopi ekselsa mempunyai karakteristik tersendiri, yakni aroma khas buah – buahan, cokelat dan rempah dengan rasa dominan yang manis tetapi bukan manis dengan gula.
“Kopi ekselsa ini punya karakteristik rasa yang dominan manis seperti sugarcane (tebu) kalau saya bilang, dan ekselsa ini bisa men- support kopi lainnya. Saya coba di kompetisi tersebut,” jelas Ryan.
Baca Juga:Polda Jabar Menepis Narasi DPO Pembunuh Vina Cirebon Merupakan Anak PolisiPj Gubernur Jabar Resmikan Simpang Gedebage sebagai Akses Baru ke Masjid Raya Al Jabbar
Saat kompetisi, Ryan mencoba menggabungkan kopi ekselsa dengan kopi dari Panama dan Kolombia.
“Saya coba gabungkan tiga kopi berbeda dan menyampaikan pesan spirit negara yakni Bhineka Tunggal Ika. Tiga kopi itu disatukan dengan experience yang berbeda,” ucapnya.
Merespons tawaran Penjabat Gubernur, Ryan siap berkolaborasi dalam upaya memperkenalkan kopi ekselsa kepada khalayak secara lebih luas lagi.
“Harapannya tentu apa yang saya capai kemarin di Chicago bisa memberikan dampak yang positif tidak hanya saya sendiri tapi juga untuk teman – teman semua di Jabar,” katanya.
Ada Juga di Cililin dan Kuningan
Pengolah kopi ekselsa Rey menjelaskan, kopi ekselsa bisa diklasifikasikan sebagai jenis liberoid atau liberika.
“Jenis kopi ekselsa di Jabar itu peninggalan dari Belanda, jadi pohonya tinggi besar, dengan karakter berbeda dari arabika dan robusta yang hanya bertahan 15 tahun lalu ditanam ulang,” kata Rey.
Rey menjelaskan, karena pohonnya yang tinggi dan besar, kopi ekselsa memiliki keunggulan untuk menyediakan oksigen secara alami.
Baca Juga:Hotman Paris Merasa Aneh dengan Kasus Vina Cirebon, Ada Sosok Misterius?Kakak Vina Cirebon Cerita kepada Hotman Paris, Keanehan Dirasakan Hari ke-3 di Kantor Polisi
“Ekselsa ini semakin besar produktivitas buah kopinya akan semakin tinggi. Kaitannya dengan krisis iklim misalnya, bisa membantu juga untuk ketersediaan oksigen secara alami,” kata Rey.
Rey menambahkan, kopi ekselsa memiliki pendekatan berbeda dalam pengolahannya sampai bisa dinikmati dalam cangkir atau sloki.
“Jadi memang harus memahami dulu morfologi dari buah kopinya. Untuk mendapatkan ekselsa yang cukup nikmat diminum harus melalui pendekatan (khusus), proses yang cukup panjang,” jelas Rey.
Rey menyebutkan, kopi ekselsa selain ada di Sumedang juga ada di Cililin (Kabupaten Bandung Barat), dan Kabupaten Kuningan.