Kompor Politik!

Kompor Politik!
Konversi kompol LPJ ke kompor induksi listrik.
0 Komentar

Ini menyangkut ketahanan nasional di bidang energi. Juga menyangkut kemandirian energi.

Listrik bisa dihasilkan dari batu bara. Dengan sangat murahnya. Kalau mau.

Batubara tidak perlu dibuat. Tuhan sudah memberikan itu ke negara ini. Dengan jumlah yang sangat melimpah. Yang sekarang dieksploitasi habis-habisan untuk diekspor.

Baca Juga:Memiliki Rumah Jadi Kunci Keharmonisan Keluarga, Jangan Mau Tinggal di “Pondok Mertua Indah”Hilang Kendali, Pengendara Motor Tewas Usai Menabrak Pohon

Impor elpiji, Anda sudah tahu: nomor dua terbesar yang membebani negara ini. Impor BBM juaranya. Dua-duanya bisa diatasi oleh kemampuan kita sendiri. Dua-duanya tergantung keputusan kita sendiri.

Omong kosong bicara ketahanan energi kalau dua hal itu tidak diatasi.

Lebih omong kosong lagi kalau soal itu dibiarkan sampai tibalah saatnya batu bara kita habis.

Tinggal gigit jari. Pun sampai jari putus tidak ada gunanya lagi.

Kompor listrik begitu strategisnya. Sayangnya isu ini terkubur oleh persoalan komunikasi yang bias.

Padahal problem kelebihan listrik akan hilang sendiri mana kala pertumbuhan ekonomi membaik. Maka upaya memperbaiki ekonomi adalah fokusnya. Sayangnya fokus itu bisa buyar oleh datangnya tahun politik. Apalagi minggu ini. Suhu itu seperti ingin mengalahkan panasnya musim kemarau. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 21 September 2022: Kompor 450

Wong Nganggur

Saya yakin anda pasti orang yg gampang bahagia.seperti cerita gus baha.orang yg bahagia dengan sekedar bisa minum kopi ngrokok makan seadanya ada lah orang yg luar biasa.di banding orang yg baru bahagia setelah punya mobil punya rumah mewah punya jabatan penting

Budi Utomo

Baca Juga:Gugat Cerai Suami, Silsilah dan Kekayaan Roro Fitria Terungkap Hingga 750 Miliar, Ternyata Masih Turunan NingratBintang Muda Persib Kakang Rudianto Bersyukur Bawa Timnas U-20 Lolos ke Piala Asia di Uzbekistan

Doraeomon membawa saya dengan mesin waktunya ke tahun 2200. Saat itu bumi sudah tak lagi climate change atau global warming. Semua nampak hijau. Hutan hijau dimana-mana. Pengikut Jackson dan pengikut Michael tak lagi bertengkar. Kompak menyanyikan lagu We Are The World dan Heal The World. Demikian pula pengikut Keris dan Batik yang tambah akur karena sama-sama menjadi penggemar Batik Keris. Dong Feng sudah berdamai pula dengan Wild Wild West. Dunia menikmati Artificial Sun. Inti-inti sudah dinonaktifkan. Sehingga tak terjadi perang inti yang mengancam homo sapiens. Energi gratis. Dari Artificial Sun. Bahkan tak ada lagi yang namanya Mani. Itu lho yang bikin orang gelap mata batin. Semua serba listrik. Mulai dari Home Appliance sampai pesawat ulang alik ke Mars yang dirintis Alon Mas dan Jan Bosok. Dan di negara Waka Waka E E, Suparman, Hasan Aspahani, Novak Jokovic dipuja-puja sebagai National Fathers generasi pertama, kedua, ketiga. Tapi ketika saya memasuki Pintu Kemana Saja, saya terlempar ke masa lalu. Dan mendarat kembali ke Jekerdah. Tepatnya di bedroom. Ternyata barusan cuma mimpi.

0 Komentar