Kompolnas Gelar Seminar Deradikalisasi di Pesantren Darussalam Kersamanah

istimewa
Ribuan santri dan para guru berkumpul di Pondok Pesantren Darussalam, Kersamanah, Garut untuk mengikuti seminar deradikalisasi.
0 Komentar

Ayi juga mengingatkan para santri untuk bersyukur atas kesempatan belajar di pesantren. “Harus bersyukur menjadi santri, karena tidak semua orang punya kesempatan untuk menjadi santri,” tegasnya.

Menurut Ayi, menjadi santri adalah sebuah kehormatan dan kesempatan yang tidak dimiliki oleh semua orang, karena di sinilah nilai-nilai agama dan nasionalisme diajarkan secara bersamaan. Terkait dengan topik radikalisme dan terorisme, ia menjelaskan bahwa keduanya bisa dicegah melalui edukasi dan pendekatan personal.

“Pikiran radikalisme dan tindakan terorisme dapat dicegah dengan edukasi dan pendekatan personal,” jelasnya.

Baca Juga:Program Madani Care Stunting dari PNM Perkuat Upaya Penurunan Stunting di GarutPromo Lawson Coffee Sebulan Penuh, 5 Cup Es Kopi Susu ABEGE Hanya 50 Ribu!

Edukasi yang dimaksud tidak hanya dalam hal keagamaan, tetapi juga pemahaman tentang pentingnya menjaga kebhinekaan dan keutuhan negara. Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan di lingkungan sekitar terhadap gejala radikalisme dan terorisme.

“Jika ada yang melihat gejala radikalisme dan terorisme di sekitar kita, maka jangan ragu untuk melapor kepada yang berwajib,” ujarnya.

Ayi mengingatkan bahwa kolaborasi antara masyarakat dan aparat penegak hukum sangat penting untuk mencegah berkembangnya paham-paham radikal di Indonesia. Sebagai penutup, Kombes Ayi Supardan membuka diri untuk berdiskusi dengan siapa saja yang ingin berbagi pandangan.

“Saya tidak menutup pintu diskusi, siapapun yang ingin berdiskusi dan berbagi pandangan dengan saya, saya sangat welcome,” katanya.

Salah satu Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, KH M. Yasyfi Afazani menegaskan komitmen pesantren dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan keislaman yang moderat.

“Pesantren merupakan benteng yang kokoh dalam menjaga akidah Islam yang lurus dan moderat. Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam mencegah paham radikal yang dapat merusak tatanan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Kiai Yasyfi juga menekankan pentingnya pendidikan di pesantren dalam membentuk karakter santri yang cinta damai, toleran, dan berwawasan kebangsaan.

Baca Juga:Kemenkumham Dorong Penguatan Peran Satpol PP Sebagai Pelindung HAMKarutan Garut Apresiasi TNI dalam Menjaga Keamanan dan Stabilitas Negara

“Santri harus memahami bahwa agama dan negara bukan hal yang terpisah. Keduanya harus dipelajari dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka dapat menjaga keutuhan bangsa ini dari ideologi yang menyimpang,” tambahnya.

Seminar ini berhasil memberikan pemahaman yang mendalam kepada para peserta mengenai peran vital pesantren dalam menangkal radikalisme dan terorisme di Indonesia. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan yang sarat dengan nilai-nilai keislaman yang damai, diharapkan menjadi garda terdepan dalam mengawal ideologi Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI. (*)

0 Komentar