Jika Jadi Gubernur, Dedi Mulyadi Siap Ambil Alih Jalan Rusak di Daerah yang Tak Mampu Diperbaiki

Kang Dedi Mulyadi (KDM) siap ambil alih perbaikan jalan daerah yang tak mampu diperbaiki
Kang Dedi Mulyadi (KDM) siap ambil alih perbaikan jalan daerah yang tak mampu diperbaiki
0 Komentar

PURWAKARTA – Calon Gubernur Jabar Kang Dedi Mulyadi (KDM) siap mengambil alih perbaikan jalan rusak di daerah Jabar yang tak mampu diperbaiki pemerintah daerah.

Ia mengatakan bahwa sekarang ini distribusi anggaran di kabupaten/kota maupun desa kurang merata. Hal itu terjadi karena ada satu daerah yang penduduknya sedikit dan ada juga yang penduduknya banyak.

“Bayangin ada desa yang misalnya 200 ribu penduduknya, ada desa yang penduduknya 3 ribu, kedudukan kepala desanya sama. Ini ke depan harus dibenerin,” ujarnya usai acara KDM Menyapa Jawa Barat Istimewa di Kabupaten Purwakarta, Senin 2 September 2024 malam.

Baca Juga:Pemdaprov Jabar Salurkan Air Bersih untuk Beberapa Wilayah yang Alami Kekeringan Simpan Dollar di Indonesia Lebih Aman Dibanding Singapura

Menurut KDM, harusnya dibuat rasionalisasi agar tercipta keadilan. Rasio tersebut dibutuhkan untuk melihat batas maksimal jumlah penduduk di desa harus berbanding lurus dengan anggaran yang didistribusikan.

Tidak hanya desa, kabupaten/kota di Jawa Barat juga menurutnya perlu dirasionalisasikan. Sebabnya sama, yakni ketimpangan jumlah penduduk, luas wilayah dan anggaran di setiap daerah.

“Nah ke depan kita bicara dengan Komisi II DPR RI kemudian Kemendagri, kota dan kabupaten itu batasan minimal maksimal penduduknya berapa. Karena inilah yang melahirkan ketidakadilan anggaran di Jabar,” ujarnya.

Dalam hal ini menurutnya gubernur mempunyai tugas mengorkestrasi semuanya mulai desa hingga tingkat kabupaten/kota. Gubernur pun harus berani mengambil alih tanggung jawab supaya permasalahan di daerah yang tak mampu diselesaikan segera tertangani.

KDM memberikan contoh akan mengambil alih penanganan jalan rusak di jalan penghubung antar kabupaten yang selama ini menjadi tanggung jawab daerah. Sebab banyak jalan dibiarkan rusak karena daerah tak mampu memperbaiki mengingat terbatasnya anggaran.

“Misalnya kabupaten tidak mampu lagi membangun karena beban anggarannya sangat tinggi, nah jalan rusak di daerah yang tak mampu diperbaiki itu kita ambil alih,” ucapnya.

Pola cepat dan sederhana tersebut akan ia terapkan dalam mengembangkan dan memperkokoh pembangunan menuju Jawa Barat yang istimewa ke depannya.

0 Komentar