Jangan Malu Bertanya ke Ahlinya

0 Komentar

Oleh: KH Yasyfi Afazani, Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Sindangsari, Kersamanah, Garut.

DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwa malu adalah bagian dari keimanan. Di hadits lainnya, Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali hanya kebaikan semata.Di beberapa hal, seperti berbuat maksiat, jahat, dan hal-hal lainnya kita harus malu sehingga kemudian kita tidak melakukan hal tersebut. Namun ada juga sifat malu yang sebaiknya dihindari, yaitu malu bertanya ketika kita tidak mengetahui sesuatu dan harus malu ketika kita tidak mengetahuinya.Di sini, saya akan menyederhanakan konsep untuk tidak malu bertanya. Ada istilah, malu bertanya sesat di jalan. Istilah tersebut cocok ketika kita tersesat di sebuah tempat, namun menahan diri untuk tidak bertanya karena malu.Sekarang ini, untuk mencari jalan kita tidak jarang bertanya ke google. Beberapa ada yang lancar dan bisa sampai ke tujuan, namun diantara kita juga tidak jarang disesatkan karena ketidaktepatan titik maps yang disajikan.Teknologi Informatika saat ini menjadi sesuatu hal yang mungkin tidak bisa dihindari dan mungkin selalu digunakan setiap hari. Karena perkembangannya, hal tersebut pun seakan menjadi tempat bertanya segala sesuatu hal, mulai sosial bahkan agama.Kembali kepada sifat maps yang bisa menyesatkan penggunanya, informasi yang ada di dunia digital pun tidak jarang juga mengarahkan kita kepada kesesatan, kalau kita tidak menyeleksinya dengan baik. Dampaknya, tidak sedikit dari kita yang terjebak dengan informasi yang menyesatkan.Dengan segala kondisinya saat ini, maka saya mengajak untuk tidak malu bertanya kepada manusia. Tapi tentunya manusia mana dulu yang harus kita jadikan tempat kita bertanya? Tentunya adalah mereka yang tau, buka sok tau.Dulu, ketika zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, Sayyidah Aisyah sempat menjadi korban haditsul ifki atau hoax. Saat itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat terkait hal tersebut.Di masa kini, haditsul ifki itu masih terjadi. Dan tentunya untuk melawannya, yang harus dilakukan adalah dengan bertanya kepada mereka yang lebih ahli, tidak langsung percaya begitu saja terhadap informasi yang masuk.Apalagi kaitannya dengan hal agama, sebaiknya bertanya langsung kepada ahlinya, bukan hanya mencari kabar di internet saja. Dengan bertemu langsung, bukan hanya ilmu dan pemahaman yang didapatkan, namun juga semoga dengan berkahnya, aamiin. (*)

0 Komentar