GARUT – Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di lantai 2 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut saat ini kondisi lantainya sudah terlihat rusak.
Direktur Utama (Dirut) RSUD dr. Slamet, Husodo Dewo menyampaikan bahwa rusaknya bangunan lantai tersebut dikarenakan kualitas pemborong yang kurang baik.
“Betul ini di ruang IGD atas, ini dikarenakan kualitas pembangunan gedung IGD yang kurang baik. Sehingga terjadi kejadian lantai rusak,” Ujar Husodo Dewo, saat dihubungi via Whatsapp.
Baca Juga:Ketua DPD LPM Garut Beri Ultimatum kepada Kades, LPM Harus Dilibatkan dalam PembangunanDPD LPM Garut Temukan Dugaan Penyimpangan Anggaran di 7 Desa
Husodo mengatakan, bahwa terkait dengan rencana perbaikan lantai tersebut sudah dipikirkan oleh dirinya. Dikatakanya, rencana tersebut bukan hanya sekedar memperbaikinya saja tapi harus sesuai dengan persyaratan kesehatan atau akredetasi RSU.
“Insyaa Allah sudah kita pikirkan bagaimana cara memperbaikinya. Kemarin baru datang tim ahlinya dari Jakarta, sepertinya kita sudah ada kejelasan bagaimana memperbaikinya,” Katanya.
Menurutnya, perbaikan lantai tersebut rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat ini dengan kualitas yang jauh lebih baik lagi.
“Insyaa Allah, semoga dalam waktu dekat ini kita bisa memperbaikinya, jauh lebih baik dan lebih memenuhi persyaratan rumah sakit ya,” Lanjutnya
“Sebenarnya sudah ada usaha memperbaiki RSU, seperti hal IGD yang dilakukan sekitar tahun 2019 kemarin. Namun, seperti kata pak Bupati karena pemborongnya kurang baik. Maka kualitas bangunanya juga seperti yang terlihat sekarang ini. Tapi insyaa Allah akan berusaha memperbaikinya dengan sekuat tenaga,” Imbuhnya.
Sementara itu, terkait dengan masalah Blankar, Husodo menambahkan, bahwa hal tersebut harus dikaitkan dengan sistem rujukan di Kabupaten Garut yang memang harus ditingkatkan lagi oleh pihaknya.
“Kalau masalah blankar, ini harus dikaitkan dengan sistem rujukan di Garut yang masih harus kita tingkatkan lagi. Saat ini yang datang ke RSU kebanyakan adalah pasien yang datang sendiri atau dikirim dengan ambulance desa tanpa melalui sistem aplikasi sisrute seperti yang disarankan oleh Kemenkes. Sehingga, kita tidak bisa merencanakan dan mempersiapkan kedatangan Pasien IGD dengan baik dan ujungnya ke fasilitas IGD RSU. Dimana kita sudah menyiapkan sejumlah blankar dan kursi roda yang kita perkirakan itu cukup, ternyata tidak,” Pungkasnya. (Alle)