Garut Daerah Rawan Peredaran Uang Palsu, Umumnya Warga Kurang Teliti

0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Tren peredaran uang palsu di Jawa Barat mengalami pergeseran wilayah.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah Jawa Barat mendata, Bandung dan Bogor tadinya menjadi salah satu daerah paling rawan, namun kini trennya bergeser ke Garut dan Sukabumi.

Syafii, Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengolahan Uang Rupiah pada Kantor Perwakilan BI Jabar menyebut bahwa perubahan terjadi karena masyarakat di dua wilayah tersebut (Bandung dan Bogor) kini lebih peduli dalam mengecek keaslian uang melalui 3D (dilihat, diraba, diterawang).

Baca Juga:Penumpang Dibatasi, Tarif Bus AKDP NaikKepala Sekolah di Garut Bawa Pistol? Begini Penjelasan Polisi

“Sekarang, para pembuat atau pengedar uang palsu menyasar wilayah yang kepeduliannya rendah karena Bandung dan Bogor sudah baik. Di Jawa Barat, wilayah yang rawan menjadi tempat peredaran yang palsu adalah Garut dan Sukabumi,” sebutnya, Senin (8/6/2020).

Terakhir, kasus di Kabupaten Garut pihak kepolisian mengamankan sejumlah uang palsu dari kelompok sindikat peredar uang palsu di wilayah Kecamatan Cisompet. Dimana sebelumnya sindikat itu sempat mengedarkan uang palsu di Kecamatan Cikajang.

Syafii mengaku bahwa pihaknya sudah memastikan bahwa uang yang diamankan oleh pihak Satreskrim Polres Garut adalah palsu.

Ia mengungkapkan bahwa sektor yang biasanya menjadi sasaran pengedar uang palsu adalah warung-warung yang dijaga oleh ibu-ibu atau bapak-bapak berusia lanjut.

“Biasanya mereka tidak teliti. Beda dengan counter pulsa yang dijaga anak muda, mereka lebih teliti saat menerima uang,” ungkapnya.

Selain itu, lokasi lainnya yang rawan adalah tempat transaksi tunai yang minim penerangan ditambah tidak telitinya mereka saat menenerima uang.

Padahal, kata Syafii, uang palsu yang beredar akan mudah dibedakan dengan yang asli jika dilihat, diraba, dan diterawang saja.

Baca Juga:Pepey Sangat Merindukan Atmosfer PertandinganDampak Buruk Masturbasi

“Hingga saat ini tidak ada uang palsu yang dicetak mirip dengan uang asli. Jadi cukup dengan 3D saja kita bisa membedakan. Seperti yang kejadian di Garut saja, mereka ini membuat uang palsu dengan alat cetakan sederhana sehingga sangat beda dengan yang aslinya. Ada beberapa pengaman pada uang asli yang tidak mungkin bisa ditiru oleh pembuat uang palsu,” katanya.

Atas dasar itu, ia meminta kepada masyarakat agar lebih waspada dan peduli memeriksa setiap uang tunai yang diterima.

0 Komentar