Mendorong Kampung Literasi Sebagai Benteng Peradaban
Anggota Komisi V dari Fraksi PAN DPRD Provinsi Jawa Barat, Enjang Tedi melihat Teman Bacaan Masyarakat (TBM) bisa menjadi model Kampung Literasi yang bisa dioptimalkan.
Hal tersebut disampaikannya usai mengunjungi Teman Bacaan Masyarakat (TBM) Hegarmanah, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Ahad, 11 Juni 2023.
Ia menilai, sejumlah karya yang dihasilkan oleh para pengelola, pembaca aktif, dan penulis kreatif TBM Hegar Manah memiliki kualitas.
Baca Juga:Tips Jualan Koin Kuno Auto Cuan Kaya Sultan, Jika Berhasil Tembus Rp1 Miliar, Bisa?Ciri Koin Kuno Harga Tinggi, Jika Terjual Bisa Mendadak Jadi Miliarder
“Meskipun dalam kondisi terbatas, TBM Hegarmanah mampu menghasilkan 18 buku yang telah diterbitkan dan 16 buku sedang dalam proses cetak,” kata Enjang di Garut.
Pengelola, pembaca dan penulis nampak semangat dalam melahirkan karyaa kreatif dan menjadikan kegiatan literasi sebagai jendela melihat dunia.
Dengan program ini, anak-anak di daerah pelosok yang memiliki semangat luar biasa untuk menjadi generasi yang religius, cerdas, dan berkualitas bisa memiliki wawasan informasi yang luas.
Melihat progres tersebut, Enjang melihat penting dalam mewujudkan program Kampung Literasi di Jawa Barat, terkhusus di Kabupaten Garut.
Salah seorang pegiat literasi dan sosial, Abah Zaenal, mengapresiasi perhatian anggota legislatif dari Fraksi PAN tersebut.
“Respon Pak Enjang sangat positif, dan beliau langsung mengunjungi TBM Hegar Manah. Semoga kunjungan ini menjadi awal dari perjuangan bersama untuk mewujudkan program Kampung Literasi di Jawa Barat,” ujarnya.
“Pada zaman sekarang, minat baca anak-anak dan remaja sangatlah rendah ternina bobokan oleh gadget, tapi ini nyata adanya.” kata Abah Zenal
Baca Juga:New Honda City Motor Ganteng dan Idaman Baru, BeAT Kalah IritBisa-bisanya Maling Motor di Asrama dan Tempat Kerja Aparat, Sempat Mau Kabur Tapi Akhirya Diringkus di Jatinangor Sumedang
Namun, keberadaan TBM memberi dampaknya positif dengan menghasilkan karya tulis yang diterbitkan dalam delapan belas buku.
“Bagi Abah, ini WoW sekali sebagai pendatang baru di dunia baca, ini adalah keterkejutan yang cukup mendalam,” kata Abah Zenal
Ia mengaku khawatir dengan semakin masifnya dominasi gadget dalam kehidupan anak-anak, sehingga fenomena itu berpotensi merusak minat baca anak-anak dan remaja.
“Meski masih ada sejumlah anak dan remaja yang tetap bersemangat membaca buku dan bahkan menulis serta menerbitkannya,” katanya.