Dari Hasil Membuat Layang-layang, Dani Tak Mampu Tebus Obat untuk Dua Bayi Kembarnya

Dari Hasil Membuat Layang-layang, Dani Tak Mampu Tebus Obat untuk Dua Bayi Kembarnya
Dani Aryanto (satu dari kanan) tengah menggendong salah satu bayi kembarnya bersama ibunya (Feri Citra Burama)
0 Komentar

Editor : Feri Citra Burama

RadarPriangan.com, GARUT – Siapapun yang melihat kondisi keluarga Dani Aryanto, pasti akan sedih. Beginilah kisah seorang ayah yang berjuang demi buah hatinya yang baru lahir.

Warga Kampung Cipariuk RT 1 RW 9 Desa Ciela, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, ini hanya bisa memberikan tetesan air mata ketika harus menyambut kelahiran dua anak kembarnya ke dunia yang fana ini.

Kesedihan Dani itu karena tak mampu untuk sekedar membeli obat untuk buah hatinya. Beberapa resep dokter di rumah sakit, tak mampu Dani tukarkan dengan obat, karena tak memiliki uang.

Baca Juga:Camat Tarogong Kaler Tanya Langsung ABK, Tidak Ada yang KelaparanJabar Punya Sicaplang, Aplikasi Pencatatan Pelanggaran

Karena untuk biaya persalinan, Dani mengandalkan BPJS Kesehatan. Untuk obat dia bingung harus berbuat apa.

Belasan resep dokter, Dani perlihatkan, dan dia koleksi hingga kini. Resep itu tak mampu dia tukarkan dengan obat.

Bagaimana tidak, Dani selama ini hanya berprofesi sebagai pembuat layang-layang. Penghasilannya dalam sehari tak lebih dari Rp50 ribu, terkadang hanya Rp20 ribu saja. Itupun kalau ada yang menyuruhnya membuat layang-layang. Kalau tidak ya, tidak ada penghasilan dalam sehari.

Pekerjaan apapun dilakoni Dani. Terkadang jika ada yang menyuruhnya jadi buruh tani, dia juga siap. Terkadang juga dia disuruh jadi buruh bangunan. Apapun pekerjaan dilakoninya demi menafkahi anak istrinya.

“Kalau ada yang nyuruh ya saya ada penghasilan, kalau tidak ya tidak ada,” kata Dani ketika ditemui di kediaman orang tuanya, Senin (24/8/2020).

Hingga kini Dani beserta istri dan tiga anaknya masih menumpang di rumah orang tuanya. Satu rumah panggung itu disekat menjadi dua dengan keluarga Dani.

Jangankan untuk berbakti kepada orang tua. Sekedar menghidupi anak dan istri saja, Dani kewalahan. Hanya doa yang bisa dia berikan kepada orang tuanya sebagai bakti seorang anak.

Baca Juga:Lagi-lagi Kampung Cijelereun Disatroni Maling, Aksi Kejar-kejaran Seperti di Film LagaPemerintah Akan Tunda Iuran BPJS Ketenagakerjaan

“Rumah pun saya masih menumpang ke orang tua. Jadi rumah ini disekat dua dengan keluarga saya,” ujar Dani.

Ditanya lebih jauh soal anak kembarnya, Dani bersyukur, karena beberapa hari ini kondisi anaknya membaik. Walaupun ada beberapa obat yang mungkin sangat penting untuk kesehatan anaknya, yang tak mampu dia beli.

0 Komentar