Bupati Garut: Banyak Masyarakat Tidak Mau Lapor Gejala Positif

Bupati Garut: Banyak Masyarakat Tidak Mau Lapor Gejala Positif
0 Komentar

GARUT – Kasus Covid-19 di Kabupaten Garut masuk 3 besar sebagai daerah paling tinggi di Jawa Barat, Demikian diungkapkan Bupati Garut, Rudy Gunawan di Command Center Garut, Jalan Kabupaten, Kecamatan Garut kota, Kabupaten Garut, (15/6).

“Sekarang itu justru terjadi di kampung-kampung. Di selatan saja sekarang ini diperkirakan di Garut Selatan ada 400 yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari beberapa hari kemarin, yang membawa dampak (besar) Garut itu ya 400 itu, sehingga Garut masuk 3 besar sebagai daerah yang kasus aktifnya paling tinggi,” kata Rudy.

Lonjakan kasus di Kabupaten Garut ini salah satunya dikarenakan acara pernikahan yang tidak terkendali.

Baca Juga:Perselisihan Pilkades Cibiuk Kidul dan Lingkungpasir Berakhir DamaiPacu Konektifitas, Tol Cisumdawu Digeber Tuntas Akhir 2021

“Kasus aktif terbesar ada di daerah selatan, masuk klaster kampung karena semenjak ada hajatan, jadi Alhamdulillah dampak dari Pilkades engga ada kita nunggu dua minggu dampak dari Pilkades tidak ada , yang ada dari dampak hajatan saya mendapatkan konfirmasi di sana ada hajatan sedikit-sedikit tidak terkendali,” katanya.

Tidak hanya itu, keterlambatan masyarakat dalam melaporkan gejala-gejala terkait Covid-19 menjadi salah satu penyebab banyaknya orang yang meninggal dunia di Kabupaten Garut.

“Jadi kesulitan kita masyarakat itu masyarakat yang tidak mencium itu tidak melapor jika sudah keadaan panas dingin baru ke Puskesmas itu sudah dalam kondisi fase 2, jadi banyak yang meninggal di Garut karena mereka itu tidak pernah melapor,” lanjut Rudy.

Ketika ditanya soal Refokusing anggaran, pihaknya menegaskan tidak akan melakukan refokusing dana, karena Pemerintah Kabupaten Garut masih memiliki dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang masih berkisar di angka 10 sampai 12 milyar.

“Enggak kami tidak refocussing kembali, tapi kami siapkan sekarang ini dari BTT, BTT kami masih ada, cadangannya kami ada sampai bulan sebelum perubahan itu, perubahan kan 2 bulan lagi, kira kira di angka 10 sampai 12 milyar,” jelasnya.

Maka dari itu, Ia menilai bahwa anggaran untuk penanganan Covid-19 di Kaputen Garut masih sangat aman.

“Masih aman, sangat aman, anggaran sangat aman, karena Garut ini anggarannya aman, kami yakin tidak ada kekurangan apapun, kami akan melakukan langkah efektif, efisien dan pertanggung jawaban yang baik penanganan covid19 ini, obat kami kirimkan dan kami belikan obat ini kami 2,5 milyar yang di distribusikan ke puskesmas-puskesmas.” Pungkasnya.(erf)

0 Komentar