Beijing Lockdown, Gelombang Kedua Covid-19 Menyerang

0 Komentar

RadarPriangan.com, BEIJING – Cina kembali melaporkan jumlah kasus baru Virus Korona. Bahkan hari ini, Minggu (14/6/2020) Beijing dan sekitarnya harus di-lockdown. Ini seperti menandakan bahwa terjadi gelombang kedua virus mematikan tersebut.

Kebangkitan mengejutkan dalam infeksi domestik telah mengguncang Cina, di mana penyakit ini muncul akhir tahun lalu tetapi sebagian besar telah dijinakkan melalui pembatasan parah pada gerakan yang kemudian ditiru di seluruh dunia.

Ini juga memberikan wawasan yang suram tentang kesulitan yang akan dihadapi dunia dalam menaklukkan Covid-19. Bahkan ketika negara-negara di Eropa bersiap untuk membuka kembali perbatasan pada awal liburan musim panas setelah penurunan penularan yang menggembirakan.

Baca Juga:Bertambah Lagi, Gugus Tugas Garut: ODP 3, PDP 1 OrangSebaran Kasus Covid-19 Kabupaten Garut, Sabtu (13/6/2020)

Dari 57 kasus baru yang dikabarkan Cina, 36 adalah infeksi domestik. Di mana pasar grosir makanan, maupun pusat perbelanjaan menjadi episentrum penyebaran utama.

“Orang-orang takut,” kata seorang pedagang buah dan sayur di pasar lokal lain di Beijing tengah kepada AFP.

”Penjual daging harus tutup. Penyakit ini benar-benar menakutkan,” kata lelaki yang bermarga Sun itu.

Setidaknya 429.000 orang di seluruh dunia telah meninggal karena penyakit pernapasan, hampir setengah dari satu tahun di mana banyak nyawa telah terbalik karena pandemi merusak ekonomi global.

Jumlah total kasus yang dikonfirmasi telah berlipat ganda menjadi 7,7 juta. Bahkan penyebaran yang paling cepat terjadi di Amerika Latin. Di mana perawatan kesehatan ikut terjangkit hingga memicu gejolak politik.

Brazil misalnya, kini memiliki jumlah kematian virus tertinggi kedua setelah Amerika Serikat, melebihi jumlah korban Inggris. Bahkan menteri kesehatan Chili mengundurkan diri pada Sabtu (13/6) di tengah kehebohan tentang jumlah sebenarnya dari korban jiwa di negara itu.

Kelompok farmasi AstraZeneca mengatakan telah setuju untuk memasok aliansi negara-negara Eropa dengan kemungkinan 400 juta dosis vaksin.

Baca Juga:Kebiasaan Igbonefo Menjelang Pertandingan Selalu Jalan PagiPelatih Mallorca Kapok Berurusan dengan Messi

Sumber pemerintah Jerman mengatakan kepada AFP bahwa vaksin dapat dikembangkan pada akhir tahun ini.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut pekan ini pandemi semakin cepat di Afrika. Ibu kota Botswana, Gaborone, dikunci sejak Sabtu (14/6) setelah kasus-kasus baru terdeteksi. (fin/ful/RP/AFP)

0 Komentar