Atap dan Lantai Terbuat dari Baligo, Kemensos Kunjungi Rumah Nur di Karangpawitan

Atap dan Lantai Terbuat dari Baligo, Kemensos Kunjungi Rumah Nur di Karangpawitan
0 Komentar

GARUT – Kasubdit Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial RI (Kemensos), Agus Elia hari ini (21/8/2021) mengunjungi rumah tak layak huni di Kampung Cikalong, Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangpawitan, Garut.

Agus Elia hari ini ditemani oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut, Ade Hendarsyah, dan juga Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan.

Agus Elia mengunjungi rumah Nur Aisyah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Dimana rumah Nur itu atap dan lantainya terbuat dari baligo.

Baca Juga:GMNI Garut Gelar Konfercab Luar Biasa Pilih Ketua BaruBegini Progres Pemenuhan Hak Kompensasi Korban Terorisme

Dalam rumah kecil tak layak huni itu, Nur tinggal bersama suami dan 7 orang anaknya.

“Kita ingin melihat langsung kondisi di lapangan, masyarakat yang terlihat nyata rumah tidak layak huni. Untuk memastikan apakah masuk di data kami atau tidak. Kalau sudah masuk kami akan tindak lanjuti bantuannya,” ujar Agus.

Namun jika keluarga Nur ini belum masuk DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial), maka pihaknya akan segera mendorong agar Nur ini masuk.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut, Ade Hendarsyah mengatakan, setelah meninjau ke lokasi, rumah Nur ini memang sangat memprihatinkan.

” Ada satu keluarga yang memang dilihat dari fasilitas dan kondisi rumahnya ya, tidak layak lah untuk dihuni dengan jumlah jiwa sebanyak 9 orang, ibu napak dan 7 orang anak,” ujarnya.

Ade berharap agar dengan kehadiran Kemensos ini, keluarga Nur bisa dibantu untuk mendapatkan bantuan rehab rumah.

“Alhamdulillah mudha-mudahan ada perhatian dari Kementerian Sosial, kita coba bantu agar rumah ini layak ditempati,” ujarnya.

Baca Juga:Sembarang Tafsir, YouTuber Ini Dikecam MUI Gara-gara Mengatai Nabi Muhammad Dekat dengan JinMenko Airlangga Apresiasi Terobosan Pemda Kalsel, Bantu Isoman Covid-19 dengan Hasil Panen Petani

Sementara itu pihaknya juga akan membantu keluarga Nur agar mendapatkan kembali bantuan BPNT dan PKH yang selama ini sempat tersendat.

Menurut Ade, terjadi kendala ketika migrasi bank penyalur dari BNI ke bank Mandiri. Sehingga saat ini keluarga Nur belum mendapatkan bantuan BPNT dan PKH yang seharusnya diterima.

“Kebetulan bu Nur ini KPM BPNT dan PKH tapi karena persoalan migrasi dari BPNT bank Mandiri ibu ini belum bisa memanfaatkan bantuan dari BPNT dan PKH,” ujarnya.

“Kita juga akan selesaikan dengan pihak perbankan dalam hal ini bank Mandiri mudah-mudahan program yang selama ini ibu terima yang kemudian beberapa bulan terahir tidak mendaptakan manfaat sebagaimana mestinya akan kita selesaikan dengan pihak perbankan,” tutupnya.

0 Komentar