GARUT – Lokasi wisata Antapura De Djati yang berlokasi di Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, ditutup sementara oleh pengelolanya. Penutupan itu lantaran sawah di area Antapura De Djati dipanen. Kendati demikian, banyak pengunjung yang penasaran dan tetap berkunjung pada Minggu kemarin.
Kasi Tantrib Kecamatan Cibiuk Dayat Hidayat, membenarkan penutupan sementara Antapura De Djati oleh pengelolanya.
Menurutnya, sejak lokasi wisata itu dibuka, cukup banyak menyita perhatian masyarakat. Banyak yang berkunjung ke lokasi wisata baru di Kabupaten Garut itu.
Baca Juga:Ridwan Kamil Ditanya Soal Nyapres Ketika Kunjungan ke Pangandaran, Begini KatanyaRidwan Kamil Makan Nasi Liwet di Rumah Penerima Rutilahu di Pangandaran
Mengenai pembukaan wisata Antapura De Djati, pemerintah desa setempat dan tokoh masyarakat sangat mendukung. Terlebih tempat wisata baru itu juga banyak merekrut tenaga kerja dari warga setempat.
Menurut Dayat, tak hanya Antapura De Djati, namun lokasi wisata lain juga banyak yang ditutup sementara. Penutupan itu berkaitan dengan kondisi penyebaran covid-19 yang kembali melonjak.
Diberitakan sebelumya, konsep destinasi wisata yang ada di Antapura De Djati menjadi yang pertama di Garut. Tidak hanya lokasi wisata yang sangat bagus dengan suasana dan pemandangannya, tempatnya juga dilengkapi dengan coffee shop dan restoran berkelas bernuansa Ubud Bali.
Komisaris Antapura De Djati Galih Ruslan, mengatakan, munculnya ide pembukaan tempat wisata spot selfie dengan konsep outdoor ini berawal dari kepenatan orang-orang di tengah kekangan pandemi covid-19.
“Saat ini orang-orang selama bertahun tahun berada di kondisi kurang stabil, dan otomatis orang butuh refreshing. Apalagi pasca covid-19 ini kegiatan dibatasi, dan tempat yang lebih mungkin dikunjungi yakni wisata dengan konsep outdoor ini,” katanya bersama Owner Antapura De Djati Iyus Ruslan di Kecamatan Cibiuk.
Luasan lahan yang bisa dinikmati pengunjung sekitar lebih dari 2 hektare dengan tambahan pemandangan sampai 6 hektare berupa hamparan sawah, kebun dan alam yang hijau.
“Sebagian tanah keluarga kita manfaatkan, sebagai orang Cibiuk juga anak petani melihat peluang konsep wisata outdoor ini cukup menjanjikan, apalagi setelah covid perilaku orang berubah, dimana wisata outdoor lebih diminati,” kata Galih.(pap/erf)