60 Persen Negara Berkembang Sulit Dapat Utang

60 Persen Negara Berkembang Sulit Dapat Utang
Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka roundtable dengan menyampaikan rumusan Country Platforms berdasarkan G20 Reference Framework, Kamis 14 Juli 2022. -G20 -disway.id
0 Komentar

Dari sisi permintaan, Menkeu menambahkan bahwa Indonesia akan memastikan stabilitas ketersediaan layanan vital seperti listrik, stabilitas harga energi, pangan, dan transportasi umum, perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan, serta (iv) penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Transisi ekonomi hijau tidak boleh menambah kemiskinan atau pengangguran, sebaliknya, pertumbuhan ekonomi hijau akan menciptakan lapangan kerja baru dan lebih berkualitas.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Keuangan India dan Menteri Keuangan Afrika Selatan yang menyebutkan bahwa dalam mencapai transisi energi kita harus memasukan dampak sosial pada rencana tersebut.

Baca Juga:Kearifan Lokal dalam Platform DigitalKelebihan dan Kekurangan GB WhatsApp

Para pemimpin perwakilan institusi keuangan global, bank pembangunan multilateral, serta institusi kemitraan dan koalisi pembiayaan iklim selanjutnya mendiskusikan solusi untuk mengatasi transisi energi dan kesenjangan pembiayaan mitigasi iklim serta berbagai upaya untuk mendorong perubahan sistem transisi.

Selain itu, para pemimpin perwakilan industri energi menyampaikan strategi dan rencana untuk mempercepat transisi.

Peluncuran Indonesia’s Country Platform on Energy Transition Mechanism (ETM) menjadi penutup kegiatan ini. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu, menyatakan bahwa inisiatif ini tepat sasaran dan tepat waktu, terutama pada fase awal pertemuan Presidensi G20 Indonesia.

Country Platform dapat dimanfaatkan untuk anggota G20 dan negara lain khususnya negara berpenghasilan menengah dan rendah untuk meningkatkan pembiayaan dan mempercepat penyampaian komitmen perubahan iklim secara signifikan melalui inisiatif nyata, dapat diterapkan, dan dapat dikembangkan lebih lanjut.

Pertemuan ini melengkapi diskusi yang diadakan pada Sustainable Finance Working Group (SFWG) selama Presidensi G20 di Indonesia.

Upaya memperluas pasar keuangan berkelanjutan dan akses permodalan bagi negara dan sektor swasta, terutama negara berkembang dan UMKM, dengan cara yang terjangkau, merupakan prioritas utama.

Selanjutnya hasil diskusi ini diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai tantangan dalam meningkatkan skala keuangan berkelanjutan yang transformatif, sesuai dengan Private Sector Roundtable for Sustainable Finance yang telah diadakan pada tanggal 18-19 April 2022.(DISWAY)

0 Komentar