BANDUNG — Program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) Pemerintah Provinsi Jawa Barat dipastikan mengalami perubahan signifikan pada tahun anggaran 2026. Meski nilai bantuan per rumah akan dinaikkan, total anggaran justru mengalami pemangkasan hingga lebih dari separuh dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2025, Pemprov Jabar mengalokasikan anggaran sekitar Rp25,4 miliar untuk penanganan Rutilahu dengan sasaran 1.270 unit, masing-masing rumah mendapatkan bantuan Rp20 juta. Namun, dalam APBD 2026 yang telah disetujui DPRD bersama Gubernur, anggaran yang tersedia hanya Rp10 miliar, atau turun sekitar 60 persen.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jabar, Indra Maha, membenarkan bahwa pagu anggaran sementara program Rutilahu tahun depan diajukan sebesar Rp10 miliar. Meski sudah diputuskan dalam rapat paripurna, angka itu masih menunggu konsultasi dan validasi dari Kementerian Dalam Negeri.
Baca Juga:Puluhan Ribu Rumah di Garut Rusak, Tahun 2026 Hanya akan Perbaiki 90 RumahKetua DPRD Garut Soroti Ketidaktepatan DTSEN
“Angka yang muncul sekarang memang Rp10 miliar, tapi belum bisa disebut final. Masih harus menunggu proses di Kemendagri,” ujar Indra, Kamis (27/11).
Meski total anggaran turun, Pemprov Jabar berencana menaikkan nilai bantuan per rumah menjadi Rp40 juta per unit, sesuai arahan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. Kenaikan nilai tersebut dilakukan untuk meningkatkan mutu perbaikan sehingga hasilnya lebih layak dan kokoh.
Dengan anggaran Rp10 miliar, jumlah rumah yang bisa diperbaiki otomatis menyusut drastis. “Kalau jadi Rp40 juta per unit, perkiraannya hanya sekitar 250 sampai 260 unit yang bisa ditangani,” kata Indra.
Sebelumnya, bantuan Rp20 juta per unit pada tahun 2025 dialokasikan untuk berbagai kebutuhan, seperti bahan bangunan sekitar Rp17,5 juta, biaya operasional pelaksana (BOP) sebesar Rp2 juta, dan administrasi maksimal Rp500 ribu.
Komponen bahan bangunan digunakan untuk perbaikan struktur, dinding, atap, lantai, hingga pembangunan kamar mandi dan septic tank. Sementara BOP mencakup upah kerja selama delapan hari dengan estimasi Rp250 ribu per hari.
Indra juga melaporkan perkembangan program Rutilahu sepanjang 2025. Total 1.270 unit yang menjadi target tahun berjalan disebutnya sedang dalam proses pengerjaan dan diupayakan selesai tepat waktu.
“Alhamdulillah seluruh unit sudah berjalan. Harapannya bisa tuntas sebelum tahun berakhir,” tegasnya.
