Didik dari Magelang Budidaya Ikan Nila Bioflok, Referensi Ketahanan Pangan untuk BUMDes

Didik pembudidaya ikan nila bioflok
Didik pembudidaya ikan nila bioflok (Capcapung)
0 Komentar

MAGELANG – Di tengah tantangan ketahanan pangan nasional, seorang warga Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Didik Heriantoro, menunjukkan bahwa inovasi di sektor perikanan dapat menjadi solusi konkret.

Didik, yang kini dikenal sebagai pelopor budidaya ikan nila dengan sistem bioflok, berhasil mengembangkan metode yang tidak hanya efisien secara biaya, tetapi juga ramah lingkungan dan berpotensi besar untuk direplikasi di berbagai daerah, termasuk oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Informasi mengenai praktik budidaya yang dilakukan Didik ini diungkap dalam kanal YouTube @Capcapung, yang menampilkan bagaimana pendekatan alternatif seperti bioflok mampu menjawab berbagai permasalahan klasik dalam budidaya ikan air tawar.

Baca Juga:Perluas Sayap Bisnis di Luar Media, Jabar Ekspres Group dan AquaRev Jalin Kerja SamaKepala Disparbud Kab. Garut Mengucapkan: SELAMAT IDUL FITRI 1446 Hijriyah

Efisiensi Pakan, Efektivitas Produksi

Dalam wawancaranya, Didik menjelaskan bahwa sistem bioflok memungkinkan efisiensi pakan hingga 30 persen. Sistem ini bekerja melalui rekayasa lingkungan air yang mengandalkan mikroorganisme untuk mengubah limbah organik menjadi nutrisi tambahan bagi ikan. Dengan demikian, pakan tidak hanya berasal dari luar, tetapi juga dihasilkan secara alami dari dalam ekosistem kolam itu sendiri.

Selama ini pakan menjadi komponen biaya tertinggi dalam budidaya ikan. Ketika biaya pakan bisa ditekan, maka otomatis harga jual ikan juga bisa lebih murah dan lebih terjangkau oleh masyarakat.

Hal ini bisa menjadi solusi agar masyarakat bisa mendapatkan ikan nila dengan harga terjangkau. Sehingga semangat ketahanan pangan hadir di tengah masyarakat.

Selain penghematan, sistem bioflok juga memberikan keuntungan dari segi efisiensi lahan dan air. Petani tidak perlu mengganti air secara berkala, dan kolam tidak harus berukuran besar, sehingga cocok untuk skala rumah tangga maupun kelompok tani di pedesaan.

Berawal dari Kepedulian terhadap Ketahanan Pangan

Motivasi utama Didik memulai budidaya ikan nila dengan sistem bioflok lahir dari kegelisahan pribadinya terhadap kondisi pangan di masyarakat. Ia menilai, sebagai negara agraris dan maritim, Indonesia seharusnya tidak mengalami kesulitan dalam menyediakan ikan segar dengan harga yang terjangkau.

Namun realita di lapangan menunjukkan sebaliknya. Harga ikan nila sering kali melambung bahkan terkadang sulit mencari ikan nila. Terutama akibat mahalnya harga pakan yang menjadi beban berat bagi pembudidaya.

0 Komentar