Radar Garut- Penebangan hutan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di daerah Padarincang, telah menimbulkan dampak lingkungan yang sangat signifikan.
Daerah ini, yang dulunya merupakan kawasan hutan yang subur dan kaya akan biodiversitas, kini menghadapi risiko besar terkait dengan bencana alam, khususnya banjir dan longsor.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas lima faktor yang memperburuk risiko banjir dan longsor akibat penebangan hutan di Padarincang.
Baca Juga:Keutamaan Membaca Al-Quran pada Bulan Ramadan4 Tempat Ngabuburit Terbaik di Pandeglang untuk Menunggu Buka Puasa
1. Kehilangan Struktur Tanah yang Stabil
Hutan memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan tanah. Akar pohon yang kuat berfungsi untuk menahan dan mengikat tanah, mengurangi erosi, dan menjaga kelembaban tanah. Ketika hutan ditebang, akar-akar pohon yang sebelumnya menahan tanah akan hilang, yang menyebabkan tanah menjadi lebih rentan terhadap pergerakan. Tanpa adanya penahan alami ini, curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan tanah tergerus, meningkatkan risiko longsor di kawasan perbukitan dan pegunungan sekitar Padarincang.
Dampak lebih lanjut:
Tanah yang kehilangan kestabilannya lebih mudah bergerak saat hujan deras, meningkatkan potensi longsor.Meningkatnya sedimentasi di sungai akibat tanah yang tergerus, yang dapat memperburuk kualitas air dan mengancam infrastruktur sekitar.
2. Berkurangnya Kemampuan Menyerap Air oleh Tanah
Hutan memiliki kemampuan alami untuk menyerap air hujan melalui akar pohon dan mengalirkannya ke dalam tanah secara bertahap. Penebangan hutan mengurangi kemampuan ini, sehingga air hujan tidak dapat diserap dengan baik dan langsung mengalir ke permukaan. Akibatnya, daerah yang sebelumnya dapat menyerap air dengan efisien menjadi lebih mudah tergenang. Di Padarincang, hal ini berkontribusi pada peningkatan frekuensi banjir, terutama saat musim hujan.
Dampak lebih lanjut:
Peningkatan volume air yang mengalir ke sungai dan saluran drainase, yang seringkali tidak mampu menampung aliran air yang tiba-tiba.Banjir yang meluas ke pemukiman warga dan lahan pertanian, merusak infrastruktur dan ekonomi lokal.
3. Penurunan Kualitas Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati
Penebangan hutan tidak hanya berdampak pada struktur tanah dan kemampuan penyaringan air, tetapi juga merusak keseimbangan ekosistem. Ketika hutan ditebang, banyak spesies flora dan fauna yang bergantung pada ekosistem tersebut kehilangan habitatnya. Keanekaragaman hayati yang berkurang ini memengaruhi kemampuan alam untuk menanggulangi bencana alam secara alami. Selain itu, hilangnya pohon-pohon besar yang dapat menahan aliran air juga memperburuk risiko banjir.