Rahman (bukan nama sebenarnya), salah seorang warga binaan, tampak tak henti tersenyum di tengah keluarganya. Baginya, momen ini sangat berharga setelah sekian lama tidak bisa duduk satu meja bersama istri dan anak-anaknya.
“Saya sangat bersyukur bisa merasakan buka puasa bersama keluarga. Ini memberi saya kekuatan untuk terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Saya ingin memperbaiki diri dan kembali menjadi ayah yang bisa dibanggakan oleh anak-anak saya,” ujar Rudi.
Di sisi lain, Siti (bukan nama sebenarnya), istri dari salah satu WBP, mengungkapkan rasa bahagianya karena bisa berbuka puasa bersama suaminya meskipun dalam suasana yang berbeda.
Baca Juga:Rutan Kelas IIB Garut Jalin Koordinasi dengan Polres Garut untuk Perkuat SinergitasRutan Garut Berikan Pembinaan ESQ bagi Warga Binaan di Pesantren Kilat Ramadan
“Awalnya saya merasa berat datang ke sini, tapi saya sadar suami juga butuh dukungan dari keluarga. Kami selalu mendoakan agar ia bisa berubah dan menjalani hukuman dengan baik,” ungkap Siti.
Menurut Siti, kesempatan ini bukan hanya sekadar berbuka puasa bersama, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat kembali hubungan yang mungkin sempat renggang karena keterbatasan waktu dan jarak. (*)