“Kalau saya mah ada dua, ada kentang, itu ya yang bisnis utama di camp itu adalah kentang. Yang kedua, kita kerjasama dengan McDonald’s, kita budidaya sayuran. Jadi lettuce (Selada) itu, kita tidak hanya diminta untuk produksi, tapi kalau dengan McDonald itu, mereka itu selalu mengedukasi kita. Jadi mengasih pengarahan bagaimana menjadi petani yang baik, seperti yang tadi ya ada pengolahan, ada resikonya, itu semua dipikirkan. Kalau andai saja ya digarut, nggak digarut di seluruh Indonesia ada yang membina seperti McDonald, mungkin petani akan maju,” kata Titin.
Selain itu, kata Titin karena dengan kebutuhan dari McDonald’s sendiri para petani menanam Lettuce itu setiap hari, dan panan juga setiap hari, namun karena agar lebih efektif biasanya perminggu 2 kali, hasil panen yang didapat biasanya 2 ton.
“Karena kebutuhannya itu kita nanam setiap hari, jadi panennya setiap hari, tapi kita dibikin aja per minggu gitu. Jadi perminggu dua kali, biasanya dua ton,” tambahnya.
Baca Juga:Lapas Garut Gelar Kearifan Lokal Kuramasan Menyambut Bulan Ramadhan5 Rumah Rusak Kena Longsor, 1 Sekolah Terancam, Yudha Dewan Garut Minta Pemkab Berikan Solusi
Titin juga berharap, dengan adanya perlindungan bagi petani ini merasa nyaman, karena ketika petani nyaman kerjanya pasti lancar.
“Ya harapannya petani merasa nyaman dengan adanya ini, dengan adanya perlindungan tadi yang diberikan sama McDonald’s tu, sama ketenagakerjaan, jadi saya juga kalau petanu nyaman kan kerjanya lancar gitu, kita juga lancar gitu,” tutupnya. (rizka/Bbr)