GARUT – Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, berkesempatan mengunjungi 5 rumah yang rusak akibat tertimpa longsor di SMA Ma’arif Kampung Teureup RT 01 RW 06 Desa Sukakarya, Kecamatan Banyuresmi, Selasa 25 Februari 2025.
Tak hanya 5 rumah, tentunya SMA Ma’arif juga terancam akibat longsor tersebut.
” Tanah halaman SMA Maarif Banyuresmi mengalami pergeseran, tak lama longsor dan menimpa 5 rumah di bawahnya di kampung Teureup,” ujar Yudha.
Longsor sendiri terjadi pada Senin 24 Februari 2025.
Baca Juga:Lapas Garut Mengikuti Penguatan Program Akselerasi Kementerian Imipas Secara VirtualDalam RAT KOPIN LAPAS Garut Tahun Buku 2024, Kalapas Garut Bagikan Bansos dan Doorprize
” Rumah pertama milik pak Hari yang rusak bagian dapurnya dan sebagian dindingnya retak retak. Rumah kedua milik pak Iyom yang mengalami kerusakan dinding kamar dan ruang keluarga jebol. Rumah ketiga milik pak Wahyu yang mengalami kerusakan pada dinding kamar dan kamar mandi jebol. Rumah keempat milik ibu Elis, dimana kerusakannya di dinding kamar, dapurnya hancur terkena longsoran. Rumah kelima milik pak Ade Rege yang mengalami kerusakan pada atap rumahnya,” ujar Yudha.
“Bangunan sekolah SMA Maarif pun terancam mengalami kerusakan karena hampir semua halaman sekolah sudah longsor, bahkan struktur pondasi bangunan jadi terlihat karena tanahnya longsor. Halaman SMA Maarif Banyuresmi yang mengalami longsor panjangnya 30 meter, lebar 5 meter dengan ketinggian 6 meter,” sambungnya.
Akibat longsor ini kata Yudha, pihak sekolah terpaksa meliburkan 240 siswa didik karena khawatir terjadi hal buruk.
” Adanya pergeseran tanah ini membuat pihak sekolah meliburkan dulu 240 siswa didik dari aktifitas belajar karena dikhawatirkan tanah yang labil bisa membahayakan keselamatan siswa,” ujarnya.
” Hari selasa 25 februari 2025 ini saya mengunjungi kelima keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan untuk sedikit meringankan beban keluarga yang terkena musibah. Selaku wakil rakyat saya berharap Pemkab Garut segera berkomunikasi dengan berbagai perusahaan besar yang beroperasi di Garut agar menyalurkan Dana CSR-nya untuk memperbaiki halaman sekolah yang longsor termasuk penguatan struktur tanah yang labil. Agar tidak terjadi longsor susulan dan bangunan sekolah tidak mengalami kerusakan lanjutan, perlu segera dibangun Tembok Penahan Tanah yang kokoh yang bisa menguatkan tebing yang ada,” ujar Yudha.