CILACAP – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) mulai merealisasikan rencana besar untuk mengubah stigma Pulau Nusakambangan yang selama ini dikenal sebagai lokasi penjara berisiko tinggi.
Di bawah pimpinan Menteri Imipas, Agus Andrianto, kawasan tersebut kini disulap menjadi sentra pelatihan terpadu yang meliputi sektor pertanian, peternakan, perikanan, hingga balai latihan kerja konveksi dan pemanfaatan limbah PLTU (FABA) untuk produksi bahan bangunan.
“Kami ingin memaksimalkan peran Warga Binaan dengan memberi mereka keahlian yang berguna. Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” ujar Agus setelah meninjau langsung perkembangan proyek di pulau tersebut, Rabu, 5 Februari.
Baca Juga:Rutan Kelas IIB Garut Bersinergi dengan Detasemen Polisi Militer III/2, Konsisten Patroli Setiap HariWBP Rutan Garut Bersihkan Hati dan Pikiran Melalui Kegiatan Siraman Qalbu
Dalam proyek besar ini, lahan seluas kurang lebih 115 hektare dikembangkan secara intensif. Sekitar 72 hektare diarahkan menjadi lahan persawahan dan kebun jagung, sementara 32 hektare lainnya akan difokuskan untuk budidaya perikanan di tepi pantai belakang Lapas Pasir Putih.
Di lokasi tambak ini, Warga Binaan diajarkan teknik membesarkan udang vaname sekaligus mengelola berbagai jenis ikan. Tak hanya menggarap pertanian dan perikanan, sektor peternakan juga mendapatkan prioritas.
Program yang dicanangkan mencakup pengembangan ternak ayam petelur dalam jumlah ribuan, pemeliharaan kambing, serta pengelolaan sapi yang mencapai ratusan ekor. Menteri Imipas menekankan bahwa kegiatan semacam ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong peningkatan ketahanan pangan di berbagai daerah.
“Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Warga Binaan mendapatkan pembinaan, sedangkan hasil produksi membantu memenuhi kebutuhan pangan nasional,” tuturnya.
Sebagai bagian dari upaya menyeluruh, dibangun pula pabrik pupuk serta Balai Latihan Kerja (BLK) di dalam kompleks pemasyarakatan. Sarana ini menjadi wadah bagi Warga Binaan untuk mengembangkan keterampilan di bidang konveksi dan pengelolaan limbah PLTU (Fly Ash dan Bottom Ash/FABA).
Kerja sama dengan PT PLN dan BRI, serta beberapa perusahaan lain seperti PT Agro, PT 69, dan PT Wilmar Padi Indonesia, semakin memperkuat jalannya program-program tersebut. Dalam kunjungan terbarunya, Menteri Imipas bersama para pemangku kepentingan melakukan penebaran benih ikan di area perikanan sekaligus peletakan batu pertama pembangunan BLK.