” Dan Alhamdulillah di situ ada kurang lebih 238 parameter. Dan setiap desa akan memiliki 5 peta,” ujarnya.
” Dan di dalam peta itu nanti ada 238 parameter dengan titik ordinat. Apakah infrastrukturnya baik atau tidak. Dengan mengacu pada 5 bidang kesra yang diamanatkan konstitusi Yaitu terpenuhinya hak rakyat atas sandang, pangan dan papan, pendidikan dan kebudayaan, Pekerjaan, kesehatan dan jaminan sosial. Kehidupan sosial, perlindungan hukum dan HAM,” ujar Rieke.
” Dan yang kelima infrastruktur dan lingkungan hidup yang baik, aman dan nyaman. Nah itu jadi 238 parameter. Singkat kata bahwa. Kami sangat menyadari tidak mungkin lagi Kebijakan pembangunan dan pemerintahan berjalan tanpa basis data yang akurat,” jelasnya.
Baca Juga:Pegawai Perumda Air Minum Tirta Intan Garut Mendapatkan Pembinaan, Agar Pelayanan Profesional kepada KonsumenTempat Jual Koin Kuno Terbaru 2025 yang Wajib Kamu Tahu
Menurut Rieke, untuk menyukseskan program ini harus didukung dengan peraturan daerah (Perda) sehingga langkahnya menjadi jelas dan tidak hanya sekedar wacana.
” Alangkah baiknya kalau ada perda. Sehingga kita sedang komunikasi dengan DPRD. Dan mudah-mudahan nanti juga bukan hanya dari Pak PJ Dukungan yang luar biasa, Tapi juga dari bupati dan wakil bupati Yang terpilih. Serta DPRD Kabupaten Garut. Untuk sama-sama kita memperjuangkan lahirnya Perda Kabupaten Garut tentang sistem pemerintahan daerah berbasis data Desa Kelurahan Presisi,” terangnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan akan mengupayakan agar Data Desa Presisi bisa masuk ke dalam program pembentukan peraturan daerah (Propemperda) Kabupaten Garut.
” Jadi untuk raperda data presisi desa akan masuk dalam propem perda tahun ini. Jadi kita ada 14 propem perda yang utamanya ini, inisiatif DPRD dan secepatnya PLT Sekwan untuk ada pengusulan pergeseran anggaran. Sehingga tahun ini kita bisa membuat naskah akademik dan langsung di perubahan nanti pembentukan perda data presisi desa,” katanya.
“Karena tadi kan luar biasa, jadi terpetakan satu desa itu penyandang disabilitasnya berapa orang, Ada yang low vision, ada yang penyandang tuna daksa, stuntingnya kemudian juga Jadi ini kan kombinasi antara data spasial,” ujar Yudha.
Lebih jauh Yudha menerangkan, data desa presisi sebetulnya semangatnya berasal dari program membangun semesta yang digagas oleh Bung Karno. ” Dan ini kemudian memang dielaborasi tajamnya dari IPB ya, dari Fakultas Ekologi Manusia yang luar biasa,” ujarnya.