GARUT – Luar biasa, itulah kata yang pantas untuk disematkan kepada Lapas Kelas IIA Kabupaten Garut. Di bawah kepemimpinan Rusdedy sebagai Kepala Lapas (Kalapas), warga binaan (narapidana) banyak melakukan kegiatan produktif. Salah satunya adalah kegiatan rajut Coir Shade dari sabut kelapa dan sudah diekspor ke negara-negara Eropa.
Tentunya ekspor Coir Shade ini sangat spektakuler. Hal ini merupakan bentuk kreativitas dari Kalapas Garut untuk memberdayakan warga binaan dan memperoleh pendapatan negara dari sektor non pajak.
Coir Shade sendiri selama ini permintaannya di pasar Eropa cukup tinggi. Karena benua biru tersebut memiliki standar tinggi untuk urusan dampak lingkungan. Negara-negara Eropa sudah tidak lagi menggunakan produk terbuat dari plastik untuk atap berteduh di halaman dan beralih kepada produk organik yang ramah lingkungan, salah satunya coir shade.
Baca Juga:Persigar Keok 1-0 dari Pesik Kuningan, Langkah Tim Kebanggaan Garut Semakin BeratAda Suasana Baru di Jalan Jenderal Ahmad Yani Garut, Pemkab Lakukan Penataan
Peluang ini dimanfaatkan oleh Rusdedy, ia berhasil menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan eksportir dalam memproduksi Coir Shade tersebut.
Semua warga binaan yang bekerja tentunya mendapatkan premi (upah) yang sesuai dengan haknya. Hal itu tak lain tujuannya adalah sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi dan mempersiapkan warga binaan agar produktif dan memiliki keahlian ketika mereka sudah keluar dari Lapas nantinya.
Selain memproduksi Coir Shade, Rusdedy sendiri menyiapkan banyak program bagi warga binaan untuk mengisi keseharian mereka agar tidak bosan dan meninggalkan kegiatan yang menyimpang.
” Kami sudah menyediakan banyak program ya. baik program Kementerian, ada kegiatan pesantren, ada kegiatan seni, ada kegiatan industri untuk mengisi kesehari-harian. Saya harapkan tidak lagi melakukan hal-hal yang menyimpang dan beralih kepada kegiatan-kegiatan produktif,” ujar Rusdedy usai melaksanakan razia gabungan bersama Aparat Penegak Hukum (APH) Senin 23 Desember 2024 lalu.
Rusdedy berharap dengan kegiatan produktif ini, warga binaan bisa mengisi waktunya sehingga tidak lagi melakukan kegiatan yang melanggar tata tertib dan aturan di dalam lapas. Hal ini juga sangat baik agar warga binaan tidak stres di dalam lapas.
“Tahun ini juga kami siapkan kegiatan asimilasi dan edukasi di luar lapas, perikanan ada ayam petelur, ayam pedaging, sapi domba, itu semua sudah kita persiapkan di luar,” ujarnya.