RADAR GARUT – Menurut Frost & Sullivan, Indonesia adalah negara dengan pasar industri cat dan pelapis yang sedang berkembang pesat. Perkembangan itu tercermin dari realisasi investasi pada kuartal kedua 2024 yang menunjukkan kenaikan 16.6% (Jakarta Investment Centre, 2024). Sementara itu, konsumsi cat per kapita mencapai 4.2kg, dengan jumlah penduduk 284 juta yang pertumbuhannya stabil di atas 5%. Pertumbuhan ini terbentuk dari berkembangnya sektor konstruksi, furniture, dan populasi yang terus bertambah. Pertumbuhan industri cat ini telah bergandeng tangan dengan perkembangan teknologi, sehingga menciptakan kebutuhan pekerja-pekerja terampil dalam dunia produksi maupun aplikasi cat dan aneka pelapis lainnya.
Kualitas hasil akhir cat dan pelapis sangat dipengaruhi oleh cara aplikasi yang tepat. Produk yang berkualitas tinggi hasil akhirnya bisa mengecewakan jika tidak diaplikasikan sesuai prosedur. Oleh karena itu, industri cat tak lagi bisa hanya fokus pada bahan dan mesin produksi cat, mestilah diimbangi dengan kelengkapan tenaga kerja dengan keterampilan teknis. Transformasi ini tidak hanya untuk mendukung efisiensi dan efektivitas, tetapi juga untuk memastikan kepuasan konsumen karena kualitas produk digenapi dengan tenaga kerja yang mumpuni. Dengan demikian, apa cara yang tepat agar industri cat tak pernah kekurangan tenaga terampil?
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mitra Industri MM2100 melangkah untuk menyediakan jurusan Teknologi Pengecatan (Paint Technology) pertama di Asia Tenggara. SMK ini menjadi mata air bagi banyak perusahaan yang membutuhkan ahli Paint Applicator dan Lab Technician cakap. Penyediaan pendidikan spesialis ini mendukung pengembangan industri lokal dan nasional, serta meningkatkan kualitas produk dan proses di sektor industri cat.
Baca Juga:Debat Publik, Helmi Budiman Sampaikan Visi Membangun Garut yang SomeahPutri Karlina Jadi Cawabup Paling Cantik di Debat Publik Paslon Bupati Garut, Pakaiannya Ada Makna Khusus
Jurusan Teknologi Pengecatan, Terobosan SMK Mitra Industri MM2100
Adapun jurusan tersebut akan berfokus ke Teknologi Pengecatan dan Teknologi Pengaplikasian. Lebih spesifik, akan terbagi menjadi lima klaster, yaitu: Pengukuran dan Pengujian Karakteristik Cat Basah, Pengukuran dan Pengujian Film Cat Kering, Pengukuran dan Pengujian Durability Film Cat, Pembuatan dan Teknologi Pengaplikasian, serta Perancangan dan Pengembangan Produk Cat. Klaster-klaster tersebut akan menghasilkan SDM yang tak hanya terbatas untuk perusahaan cat, melainkan juga perusahaan konstruksi, otomotif, dan furniture yang melibatkan pengecatan. Dengan desain kurikulum yang terintegrasi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), kemungkinan lulusan terserap ke industri jadi semakin besar.