GARUT – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Garut menerima kunjungan studi tiru dari Lapas Narkotika Kelas IIA Cirebon, Kamis (14/11). Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Cirebon, didampingi sejumlah jajaran.
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari konsep dan pengelolaan Dapur Idaman Rutan Garut, yang baru saja diresmikan oleh Plt. Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Dr. Reynhard Silitonga pada akhir Agustus 2024. Dapur ini mengusung konsep dapur sehat, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada warga binaan.
Kepala Rutan kelas IIB Garut, Fahmi Rezatya Suratman menyambut hangat kunjungan tersebut. Ia menjelaskan pentingnya inovasi seperti Dapur Idaman untuk menciptakan pelayanan pemasyarakatan yang lebih baik dan manusiawi.
Baca Juga:IKADAM Garut Nyatakan Dukungan Penuh kepada Helmi Budiman dan Yudi Nugraha Lasminingrat dalam Pilkada GarutPutri Karlina Janjikan Pelayanan Setara untuk Seluruh Warga Garut Jika Terpilih
“Kami di Rutan Garut berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang berkualitas, tidak hanya untuk memenuhi standar pemasyarakatan tetapi juga untuk memberikan rasa hormat terhadap hak-hak warga binaan,” kata Fahmi.
“Dapur Idaman ini merupakan wujud dari komitmen tersebut. Dengan mengusung konsep dapur sehat yang bersertifikat laik higiene dan sanitasi, kami memastikan bahwa makanan yang disajikan kepada warga binaan aman, sehat, dan layak konsumsi,” lanjutnya.
Fahmi juga menambahkan bahwa Dapur Idaman ini tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan makanan, tetapi juga menjadi bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan mendukung kesejahteraan warga binaan.
“Kami ingin memberikan contoh bahwa pengelolaan dapur di lingkungan pemasyarakatan bisa menjadi model pelayanan publik yang efektif, transparan, dan bebas dari praktik korupsi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Fahmi berharap kunjungan studi tiru ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak.
“Kami sangat senang dapat berbagi pengalaman dengan rekan-rekan dari Lapas Narkotika Kelas IIA Cirebon. Kami percaya bahwa sinergi seperti ini sangat penting untuk mendorong peningkatan kualitas layanan di seluruh lembaga pemasyarakatan di Indonesia,” harapnya.
“Kami berharap praktik-praktik terbaik yang ada di Rutan Garut bisa menjadi inspirasi untuk diterapkan di tempat lain, tentu dengan penyesuaian terhadap kebutuhan dan kondisi masing-masing,” katanya.