JAKARTA – Indonesia masih ketergantungan gula impor. Indonesia masih tercatat sebagai negara pengimpor gula terbesar di dunia.
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah total impor gula di Indonesia selama periode Januari-September 2024 adalah sekitar US$ 2,15 miliar atau setara Rp 33 triliun.
Gula impor tersebut tercatat dari negara Brazil, Thailand, dan Australia.
Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menjelaskan, salah satu alasan mengapa Indonesia masih ketergantungan dalam mengimpor gula adalah karena kapasitas produksi domestik belum mampu memenuhi tingginya permintaan dalam negeri.
Baca Juga:Mantan Caleg yang Kalah Beralih Dukungan, KIM Disebut Tetap Solid Dukung Ridwan Kamil-SuswonoMendagri Akan Pertimbangkan Usulan Revisi UU Politik dengan Metode Omnibus Law
“Setiap tahun, jumlah gula yang dihasilkan dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga pemerintah harus melakukan impor untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan di pasaran,” jelas Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Jumat 1 November 2024.
Keterbatasan produk domestik sendiri disebabkan produktivitas pabrik gula dalam negeri yang rendah.
Selain itu, banyak pabrik gula di Indonesia yang menggunakan teknologi lama. Hal itu menyebabkan proses produksi yang tidak efisien dan biaya produksi yang cenderung tingig.
“Kondisi ini semakin sulit ditingkatkan karena infrastruktur di sektor gula belum sepenuhnya didukung oleh investasi dan kebijakan yang pro-produksi dalam negeri,” pungkas Achmad.
Di lain sisi, kebutuhan gula di industri makanan dan minuman sangatlah besar. Bahkan, kualitas yang dibutuhkan pun tidak sepenuhnya bisa dipenuhi oleh produksi lokal.
Industri gula juga membutuhkan gula dalam jumlah besar dan kualitas tinggi untuk memenuhi standar yang ditetapkan. Hal itu yang membuat banyak yang memilih gula impor sebagai alternatif lebih cepat dan mudah.
“Permintaan ini sering menjadi dorongan kuat bagi pemerintah untuk memberikan izin impor yang lebih besar setiap tahunnya, mengingat kebutuhan industri berkontribusi signifikan terhadap perekonomian negara,” jelas Achmad.
Baca Juga:Bahas Masalah Penting, Ridwan Kamil Makan Malam dengan Presiden PrabowoHabib Hanif Alatas Berikan Doa dan Dukungan untuk Pasangan ASIH
Achmad juga mengatakan, penting bagi pemerintah untuk tidak hanya meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi gula lokal tetapi juga memperbaiki regulasi agar ketergantungan impor tidak menjadi sumber keuntungan bagi segelintir orang.
Di samping itu, peningkatan transparansi dan pengawasan ketat dalam proses impor juga menjadi langkah yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi praktik rente yang justru memperburuk ketergantungan impor gula di Indonesia.