1. Makhluk Hidup yang Tahan Tekanan Tinggi Meskipun tekanan di dasar palung mencapai sekitar 1.000 kali tekanan atmosfer di permukaan laut, beberapa organisme mampu bertahan hidup di lingkungan ini. Salah satunya adalah snailfish, ikan kecil dengan tubuh lunak yang hidup di kedalaman ekstrem. Struktur tubuhnya unik, dengan protein dan enzim khusus yang memungkinkan mereka tetap berfungsi meskipun dalam tekanan yang besar. Selain snailfish, ada juga cacing, amfipoda (sejenis krustasea kecil), dan bakteri yang hidup di sedimen dasar palung. Mikroorganisme seperti bakteri pemakan metana dan hidrokarbon juga ditemukan dan berperan penting dalam siklus nutrisi di ekosistem laut dalam.
2. Organisme Pemakan Bahan Organik Karena tidak ada cahaya matahari yang mencapai dasar Palung Mariana, organisme di sana tidak bisa melakukan fotosintesis. Sebagai gantinya, mereka bergantung pada “hujan” partikel organik yang jatuh dari lapisan laut atas atau hasil dari kegiatan kimia. Beberapa mikroba menggunakan proses yang disebut kemosintesis, yaitu mengubah bahan kimia dari ventilasi hidrotermal menjadi energi. Ini menjadi sumber energi penting bagi makhluk-makhluk yang hidup di kedalaman palung.
3. Ventilasi Hidrotermal dan Lempung Kaya Mineral Dasar Palung Mariana juga dihiasi oleh ventilasi hidrotermal, yaitu retakan pada dasar laut yang mengeluarkan air panas yang kaya mineral. Air dari ventilasi ini mengandung zat besi, mangan, dan belerang, yang menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri kemosintetik. Organisme seperti cacing tabung, remis, dan jenis krustasea kecil hidup di sekitar ventilasi ini, memanfaatkan bakteri kemosintetik sebagai sumber makanan.
Baca Juga:Pesan Ahmad Syaikhu untuk Generasi Muda soal Proses Meraih KesuksesanAPA ITU EMOSI?
4. Sedimen Laut yang Kaya Bakteri Ekstremofilik Di dasar palung, terdapat lapisan sedimen yang kaya akan bakteri ekstremofilik, yang berarti mereka bisa hidup dalam kondisi ekstrem seperti tekanan tinggi dan suhu rendah. Bakteri ini memainkan peran penting dalam daur ulang nutrisi dan menjaga ekosistem di lingkungan laut dalam. Mereka juga menjadi bahan penelitian penting karena enzim yang mereka hasilkan memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai aplikasi bioteknologi.
5. Senyawa Kimia Misterius dan Polutan Meskipun berada jauh dari aktivitas manusia, polutan seperti merkuri dan PCB (polychlorinated biphenyls) ditemukan di sedimen Palung Mariana. Polutan ini mungkin terbawa oleh arus laut atau “terperangkap” dalam sedimen selama bertahun-tahun. Temuan ini menunjukkan bahwa aktivitas manusia di permukaan bisa berdampak bahkan hingga ke kedalaman laut terdalam. Selain itu, beberapa senyawa kimia baru yang belum teridentifikasi juga ditemukan di lingkungan ekstrim ini, yang menarik perhatian para ilmuwan untuk penelitian lebih lanjut.