GARUT – Dalam suasana Pilkada Garut 2024, seorang tukang cukur bernama Ari Ahmad Riadi menciptakan aksi unik bertajuk “Bereskan Rambut, Bereskan Garut” yang mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dalam memilih pemimpin, Kamis (31/10).
Melalui tema ini, Ari berpesan agar warga tidak mudah tergiur oleh janji atau iming-iming bayaran yang sering disampaikan dalam kampanye, terutama yang mengatasnamakan upaya “membereskan Garut.”
Ari, yang sudah lama menjalani profesinya sebagai tukang cukur di Garut, menggelar aksinya dengan memberikan potongan rambut gratis di depan lapak cukurnya. Saat melakukan aksi ini, ia juga membagikan pesan-pesan bijak tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar peduli pada pembangunan daerah tanpa mengedepankan kepentingan pribadi.
Baca Juga:Polisi di Garut Tangkap Penjual Pupuk Subsidi Diatas Harga Eceran TertinggiKoramil Malangbong Gelar Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di Mekarasih
“Kalau mau beres, jangan cuma ngomong mau beresin Garut. Masyarakat juga jangan mau dibayar hanya karena dijanjikan perubahan,” ujar Ari kepada wartawan.
Aksi ini tidak hanya menarik perhatian warga yang melintas, tetapi juga menyentuh hati banyak orang yang mengantri untuk dicukur. Setiap pelanggan yang duduk di kursi cukur Ari akan mendengar nasihat tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar punya rekam jejak, visi, dan komitmen untuk membangun Garut secara nyata.
“Beresin rambut itu gampang, tinggal cukur. Tapi beresin daerah itu perlu kerja nyata, bukan sekadar janji,” tambah Ari sambil merapikan potongan rambut salah seorang pelanggannya.
Ari berharap, dengan aksi ini, masyarakat Garut lebih cerdas dalam memilih dan tidak mudah terpengaruh oleh uang atau janji politik.
“Saya ingin sampaikan bahwa masyarakat jangan asal pilih. Pilihlah yang benar-benar bisa membuktikan kalau dia mau beresin Garut dengan kerja, bukan cuma omong besar. Kita semua punya tanggung jawab untuk masa depan daerah ini,” tegas Ari.
Aksi kreatif “Bereskan Rambut, Bereskan Garut” ini dianggap sebagai bentuk sindiran halus namun tajam terhadap budaya politik uang dan janji-janji kosong yang sering ditemui dalam kampanye. Ia menekankan bahwa membereskan Garut harus dimulai dari hati nurani masyarakat sendiri, dengan memilih pemimpin yang tulus dan berintegritas.