GARUT – Pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin dan Putri Karlina memiliki cara yang berbeda dalam merayakan Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini. Mereka menggelar acara istigosah selama 22 jam berturut-turut, yang diadakan di berbagai pesantren di Garut pada Rabu (22/10).
Istigosah ini dimulai pada pukul 02.00 dini hari dan akan berlangsung hingga tengah malam pukul 12.00 WIB. Menariknya, kegiatan ini diselenggarakan di 22 pesantren yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Garut, melibatkan 2.200 santri dalam prosesi doa bersama.
Putri Karlina, calon Wakil Bupati, menjelaskan bahwa istigosah ini bukan sekadar peringatan Hari Santri, tetapi juga sebagai bentuk ikhtiar spiritual.
Baca Juga:Yayasan Bakti Barito dan STiR Education Kerja Sama Tingkatkan Pelatihan Guru di GarutPutri Karlina Tawarkan Solusi Bank Sampah untuk Atasi Penumpukan di Desa-desa
“Kami memilih istigosah karena kami ingin menggarisbawahi pentingnya doa dalam perjuangan ini. Santri adalah mereka yang sangat memahami jalur spiritual, dan kami sangat mengharapkan doa mereka,” ujar Putri saat diwawancarai.
Selain itu, Putri menyatakan bahwa kegiatan istigosah ini juga dimaksudkan untuk memperkuat harapan mereka dalam pemilihan kepala daerah Garut. “Kami memilih durasi 22 jam untuk menandai tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri, serta mencerminkan nomor urut paslon kami, yaitu nomor 2,” tambah Putri.
Acara ini tidak hanya unik karena durasinya yang panjang, tetapi juga karena dilaksanakan secara serentak di berbagai pesantren, bukan dalam satu lokasi saja.
“Dengan cara ini, kami bisa merayakan Hari Santri di banyak tempat sekaligus, tanpa melanggar aturan dari KPU. Ini juga menjadi simbol bahwa perayaan ini bisa dirasakan oleh lebih banyak orang di berbagai tempat,” jelas Putri.
Selain melibatkan 22 pesantren, acara istigosah ini juga disiarkan secara langsung melalui media sosial Putri, memungkinkan masyarakat yang tidak bisa hadir langsung tetap dapat berpartisipasi secara virtual.
Abdusy Syakur Amin, diketahui merupakan calon Bupati Garut, juga dikenal sebagai sosok yang tidak asing dengan dunia pesantren di Garut. Syakur adalah cucu dari ulama besar Garut, KH Anwar Musaddad, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.
Syakur sendiri berasal dari keluarga ulama besar, di mana ayahnya, KH Cecep Syariffudin, pernah menjabat sebagai salah satu tokoh di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).