BANDUNG – Calon Gubernur Jabar Ahmad Syaikhu akan mengoptimalkan peran Bank BJB untuk dapat menghadirkan rumah bagi anak muda. Hal ini disampaikan Syaikhu ketika berdialog di Ruang Asih, Kota Bandung, Minggu (13/10).
Kepemilikan rumah jadi salah satu keresahan yang disampaikan muda – mudi dalam ruang dialog tersebut. Diantaranya diungkapkan Reza, pelaku usaha dan termasuk keluarga baru asal Cimahi. “Daftar KPR susah, mau beli cash harganya luar biasa. Jadi Gen Z ini resah soal rumah,” katanya kepada Syaikhu.
Keresahan itupun langsung dijawab oleh Syaikhu. Cagub nomor urut 3 itu menguraikan, salah satu penyebab sulitnya akses rumah saat ini karena faktor harga tanah yang terus naik. “Masalah rumah ini akan jadi perhatian kami,” cetusnya.
Baca Juga:Nyebur ke Kolam Ikan, Cara Kampanye Putri Karlina Supaya Lebih SeruSyakur Amin Janji Akan Memperbanyak Beasiswa Masuk ke Perguruan Tinggi, Apabila Terpilih Menjadi Bupati Garut
Syaikhu melanjutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) sekarang ini punya BUMD di bidang perbankan, yakni Bank BJB. “Ini saham besarnya ada di Pemprov,” tuturnya.
Sebelumnya, pemprov juga telah berkolaborasi dengan BJB untuk mengkucurkan kredit bagi usaha mikro. Karena sekarang masalah berkembang dan ada kebutuhan soal rumah, maka peran Bank BJB bisa ditingkatkan untuk ikut mengatasi masalah itu. “Jadi semacam subsidi yang tingkat bunganya disesuaikan. Ini solusi yang akan dilakukan,” cetusnya.
Masalah lain yang dibahas dalam diskusi itu adalah terkait transportasi ke objek wisata di Jawa Barat. Syaikhu mengakui bahwa Jabar ini kaya dengan objek wisata. Namun sayangnya akses transportasi publiknya belum memadai. “Contohnya Geopark Ciletuh, ini kan diakui dunia. Tapi belum ada trasportasi umum yang layak,” paparnya.
Syaikhu menegaskan, persoalan trasportasi publik itu juga akan menjadi perhatiannya. “Perlu kolaborasi juga dengan pemkab dan pemkot untuk merealisasikan,” tegasnya.
Tak kalah penting, masalah serapan tenaga kerja di era digital juga jadi keresahan anak muda dalam pertemuan itu. Syaikhu memberi solusi bahwa link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri perlu dihadirkan.
Misalnya dengan memperbanyak sekolah vokasi yang sesuai kebutuhan dunia industri. “Misal dunia industri butuh ahli robotik, maka hadirkan sekolah jurusan robotik,” paparnya.***