Herlansyah juga menegaskan, Apabila ada komunitas lain yang bergabung dengan Silih Asih, Ia tidak akan mencampuri urusan rumah tangga komunitas tersebut. Bergabung di sini hanya dalam konsep membangun kemitraan saja atau bersinergi.
“Yang bergabung dengan SA saya juga tidak akan ikut campur di komunitas pribadinya. Kalau ada kagorengan tong dibabawa kadie, tapi lamun didie aya masalah tong disebarken kaluar. Harus saling menutupi, tapi lamun ti luar ka jero tong dibabawa atuh kotor na mah. Alus na bawa ka jero. lamun di jero aya kotor tong digogoreng kaluar, karena kita sudah satu tujuan ini yang kita cita-citakan. Jangan sampai kita membuat komuntias saling sikut, saling memanasi, lalu kapan kita memikirkan kepentingan masyarakat,” katanya.
Persilahkan Anggota Memilih Pemimpinnya Sendiri
Herlansyah juga mempersilahkan kepada semua anggotanya untuk menentukan siapa pemimpin yang akan dipilih di Pilkada nanti. Namun secara pribadi Herlansyah cenderung menyukai dr. Helmi Budiman yang mempunyai konsep membangun yang sama dengan konsepnya.
Baca Juga:Jabar Dorong Pendidikan Inklusif dan Berkarakter untuk Indonesia Emas 2045Terlalu ke Pinggir Menghindari Ranting, Mobil Truk Box ini Masuk ke Jurang
Dengan kehadiran dr. Helmi hari ini, menurutnya bisa menjadi sinyal bagi anggota. Walaupun secara pribadi dia tidak bisa memaksakan anggotanya untuk memilih siapa.
“Ya kalau pesan ke anggota, dengan hadirnya pak Helmi barusan aja saya tidak mengarahkan tapi anggota tahu mana pemimpin yang harus dipilih, tapi saya tidak mengarahkan, silahkanlah,” ujarnya.
Yang terpenting harus memilih pemimpin yang benar mensejahterakan masyarakat.
“Tapi saya punya pemikiran insyaa Allah kang Helmi, saya tidak lihat partainya tapi figurnya welcome,” katanya.
dr. Helmi Sebut Silih Asih dan Cinta Keluarga Adalah Pondasi Membangun Bangsa
Sementara itu dr. Helmi Budiman yang berkesempatan memberikan sambutannya di acara ini mengatakan bahwa komunitas Silih Asih dan Cinta Keluarga sangat luar bisa. Jika dilihat dari namanya saja, keduanya merupakan modal utama atau pondasi membangun bangsa.
Dalam arti bahwa jika kita tidak saling mencintai (silih asih), maka tidak akan tercapai cita-cita untuk membangun bangsa dan negara ini.
Helmi Budiman juga mengapresiasi kontribusi kedua komunitas ini yang selama ini telah berkiprah membantu sesama.