Dengan dilengkapi berbagai fasilitas, Klinik Pratama Lapas Banjar berkomitmen untuk memberikan layanan promotif, preventif, dan rehabilitatif yang berkualitas dan berkesinambungan.
Di Lapas Garut, ada juga program yang diresmikan, yaitu adalah Coil Sade. Program tersebut merupakan Pembinaan Kemandirian Berbasis Industri Pengolahan Limbah Sabut Kelapa.
Program unggulan di Lapas Kelas IIA Garut adalah industri pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk Coil Sade. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan bagi narapidana tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk berkontribusi secara nyata melalui ekspor produk ke berbagai negara, termasuk Prancis.
Baca Juga:Gunung Papandayan Berstandar Nasional dalam Pengelolaan PendakianPeran Widya Rahayu Sebagai Community Officer BTPN Syariah Memberdayakan Masyarakat Inklusi
Program Coil Sade menempatkan Lapas Garut sebagai pelaksana utama dalam sistem plasma di wilayah Priangan Timur, yang menjadikan lapas ini sebagai pusat pembinaan berbasis produktivitas dan kemandirian.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjenpas pada Ditjenpas Kemenkumham, Komjen Pol Reynhard Saut Poltak Silitonga menjelaskan bahwa revitalisasi dilakukan sebagai upaya menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik serta mendukung proses pemulihan serta reintegrasi sosial Warga Binaan.
“Pelaksanaan revitalisasi diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik, khususnya bagi petugas Pemasyarakatan serta Warga Binaan,” jelasnya.
Ia mengaku mengapresiasi Rutan Kelas IIB Garut beserta jajaran yang telah melaksanakan dapur bersih yang telah memiliki Sertifikat Halal dan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) yang diterbitkan Dinas Kesehatan.
Apresiasi juga diberikan kepada Lapas Kelas IIA Garut yang telah melakukan pelaksanaan layanan kesehatan yang baik dengan adanya Sertifikat Akreditasi kategori Pratama, Dapur Bersih dengan SLHS serta mampu menghasilkan produk ekspor berupa karya Warga Binaan dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Ia berharap apa yang dilakukan dapat memotivasi Kepala UPT Pemasyarakatan di seluruh Indonesia, khususnya wilayah Jawa Barat.
“Saya menghimbau untuk mempertahankan budaya kerja higiene, menjaga kualitas BAMA (bahan makanan), serta merawat sarana dan prasarana penunjang layanan makanan dan kesehatan. Dengan adanya kepemilikan SLHS merupakan salah satu dukungan terhadap program 3+1, Kunci Sukses Pemasyarakatan Maju,” ungkapnya.
Baca Juga:Camat Garut Kota Dukung Pendampingan BTPN Syariah untuk Masyarakat InklusiMelalui Pendampingan BTPN Syariah, Ida Menjadi Berdaya Bangun Usaha Cuanki & Berdampak Bagi Orang Lain
Diketahui, hingga saat ini 352 klinik UPT Pemasyarakatan sudah memiliki Sertifikat Izin Operasional Klinik, dan 37 diantaranya telah memiliki Sertifikat Akreditasi Klinik. Uuntuk wilayah Jawa Barat, poliklinik Lapas Kelas IIB Banjar dan Lapas Kelas IIA Garut telah memiliki Sertifikat Akreditasi Klinik dengan kategori Pratama.