“Dulu belum ada HP, telepon rumah juga tidak ada karena ini kampung. Jadi untuk komunikasi dengan pasar induk di Jakarta saya harus pergi ke pengkolan ke tempat wartel, saya nego komunikasinya itu lewat wartel. Jadi pas kesana tinggal ngambil barangnya,” ujarnya.
Namun dari hasil trobosan selama ia bercocok tanam dan bertani banyak sekali keuntungan yang ia raih, “alhamdulillah dari situ akhirnya saya bisa menabung bahkan saya bisa sampai menikah, hasil dari itu,” ujarnya.
Perjalanan panjang tersebut tidak sampai disana, Imat kemudian dijodohkan dengan seseorang oleh orangtuanya untuk dinikahkan, namun sayang pernikahan tersebut tidak berlangsung lama.
Baca Juga:Bey Machmudin: Kerja Sama yang Solid Kunci Keberhasilan Pilkada Jabar 2024 Bos Jalan Tol Ikut Mundur Bersama Airlangga, Pilgub Jabar Semakin Terbuka untuk Balon Lain
“karena kan orangtua saya meninggal, terus pernikahan karena perjodohan jadi terjadi keretakan, bukan retak lagi tapi sampai bercerai, itu istri saya yang pertama, bukan yang diceritakan awal tadi,” katanya.
Hingga pada akhirnya ia menjadi duda selama 4 tahun lamanya, bertepatan dengan itu ia disuruh oleh pamanya untuk menjadi kepala desa lantaran pamanya sudah selesai menjabat selama 3 priode juga.
“saya disuruh menjadi kepala desa tapi saya awalnya tidak mau disuruh jadi kades itu. Lalu saya setelah jumatan tiba-tiba ada keinganan untuk mencalonkan menjadi kades, saya tidak tahu kenapa tiba-tiba ingin saja mencalonkan menjadi kades,” ujarnya.
Hingga pada akhirnya sekitar tahun 2005, tiba-tiba ia ada niatan untuk mencalonkan diri di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Sukajadi, “Itu tahun 2005 saya daftar dan mencalonkan Pilkades, saya masih ingat hari Jumat waktu pulang Jumatan. saya tanya ke pak Dedi panitianya, ada berapa yang mencalonkan ternyata baru ada 1 calon, kemudian saya bilang saya ikut daftar mencalonkan tapi persyaratanya nyusul saja, setelah itu pendaftaran ditutup karena sudah ada 2 calon. Jadi saya dengan pak Agus lawanya. Kemudian saya bilang ke ibu saya bahwa saya akan ikut mendaftar jadi kades, ternyata ibu saya juga mendukung juga dan yang memotivasi saya menjadi kades itu ibu saya,” katanya.
Tepat setelah resmi mendaftarkan diri menjadi calon kepala desa, banyak hal yang ia lakukan salah satunya yakni turun secara langsung menemui warga masyarakat untuk memperkenalkan diri.