GARUT – H. Imat Rohimat S.Ip, M,M, berawal dari salah satu pemuda biasa yang tumbuh besar di Kampung Cirame, Desa Sukajadi, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, mengaku tak pernah terlintas dalam pikiranya untuk menjadi anggota DPRD Garut, bahkan menurutnya jadi Kepala Desa (Kades) pun bukan merupakan cita-cita dirinya.
Namun takdir berkata lain, ia justru terpilih menjadi Kepala Desa (Kades) Sukajadi selama 3 priode berturut-turut, sebelum akhirnya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Garut priode 2024-2029 dari fraksi Golongan Karya (Golkar).
“Awalnya saya itu tidak pernah punya cita-cita untuk menjadi kepala desa, meskipun paman saya sudah menjadi kepala Desa Sukajadi. Saya ditawarin jadi Kades juga saya tidak mau, karena apa? Karena dulu kata orang sunda jadi Kades itu bakal sengsara, meninggalkan keluarga demi mengurus masyarakat, itu bahasa orangtua dulu. Tapi saya ditakdirkan menjadi kepala desa sebelum akhirnya menjadi anggota DPRD,” Ujar H Imat Rohimat.
Baca Juga:Bey Machmudin: Kerja Sama yang Solid Kunci Keberhasilan Pilkada Jabar 2024 Bos Jalan Tol Ikut Mundur Bersama Airlangga, Pilgub Jabar Semakin Terbuka untuk Balon Lain
H. Imat Rohimat,merupakan suami dari seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yakni Hj. Euis Sopia, S.Ip, M.Si. Mereka telah dikarunia 4 orang anak. “semuanya ada 4, yang pertama Mira Ayu Pramudya S.H, M.Kn, Teguh Ikhsan Pramudya S.H, M.Kn, Sani Nurbaniyah S.Farm, dan yang terakhir Aulia Pramudya yang masih duduk dikelas 10 SMA, istri PNS kerja di Kecamatan Tarogong Kaler, “katanya.
Imat menjelaskan bahwa sebelum menjadi anggota DPRD Garut terpilih, banyak sekali perjalanan panjang yang harus ia tempuh bahkan orangtuanya dulu menginginkan dirinya untuk menjadi seorang Ustadz.
“Saya asli orang Sukajadi Kampung Cirame, tumbuh besar disini. Saya SD disini juga dulu namanya Kanca Laksana 1 sekarang menjadi SD Sukajadi 1, terus berlanjut ke SMPN 1 Samarang di Jati. Sesudah di SMP orang tua saya pengenya saya jadi Ustadz bukan jadi Kepala Desa. Makanya saya ngaji di Ustadz Aan Ciledug, saya ngaji dan ngobong di sana tapi tidak lama. Ngobong sembari sekolah di SMA Musadaddiyah, dulu itu namanya SMA Ciledug. Nah setelah saya masuk kelas 1 disana pindahlah tempat itu ke jalan Jayaraga yang kini menjadi SMA Musadaddiyah,” jelasnya.