Kadinkes menjelaskan bahwa diadakanya kegiatan seperti ini salah satunya yakni untuk mencegah stunting. “Sekarang ini kita memang diramu dalam kegiatan aksi bergizi, sebetulnya aksi bergizi ini sudah beberapa kali kita lakukan, cuman sekarang kita akan mencoba untuk lebih terorganisir atau lebih terdata lagi,” jelasnya.
Ia menambahkan, bahwa kegiatan ini kedepanya akan digelar diseluruh sekolah yang ada di Kabupaten Garut.
“Sebetulnya kegiatan ini sudah harus diselesaikan di sekolah-sekolah, kemarin juga sebetulnya kita sudah melaksanakan tablet penambahan darah itu, cuma berdasarkan hasil SKI 2023 banyak remaja putri yang belum mengonsumsi tablet penambahan darah,” ujarnya.
Baca Juga:PJ Bupati Garut: Penundaan Relokasi PKL ke Pasar Baru Sudah Ada KesepakatanAli Syakieb Tiba-tiba Maju di Pilkada Tanpa Berkabar ke PDIP, Ono Surono Tanggapi Begini
“Penyebabnya itu ternyata ada sekitar 51 persen karena tidak mendapat, artinya tidak tahu. Kemudian lupa petugas dari sekolahnya tidak memberikan, ada juga yang memang anaknya tidak mau karena misalnya anak ngerasa obatnya gak enak atau bau, alasanya mual dan senagainya,” lanjutnya.
Dengan begitu, Kadinkes menambahkan bahwa edukasi semacam kegiatan ini sangat penting untuk disampaikan kepada anak remaja putri. “Sehingga mereka meminum tablet penambah darah itu dengan kesadaran bahwa itu penting, ” ungkapnya.
Lebih lanjut Kadinkes menambahkan, kedepanya akan ada Surat Keputusan (SK) Bupati bahwa di Kabupaten Garut akan ada hari dimana harus minum tablet penambah darah.” itu seminggu sekali, sekarang ini kita masih diskusi menentukan harinya, sekarang sedang dibikin draftnya, tapi kalau minum tablet penambah darahnya mah sudah. Cuman tidak seragam, ada yang sekolah ini minumnya hari senin, ada yang hari sabtu, atau hari rabu,” ungkapnya.
“Ini sebetulnya program pusat, cuman capaian kita ini masih 56 persen dari target kita yang seharusnya bisa mencapai 75 persen. Jadi ini dalam rangka cangkupan dari minum tablet tambah darah pada remaja putri,” pungkasnya. (Ale/erwan/bbr)