BANDUNG BARAT – Ratusan siswa SDN Gandasari di Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat mengalami keracunan makanan. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat menyebut bahwa pemicunya dari bakteri e Coli dan kandungan zat kimia serta sianida.
Dari kabar sebelumnya, setidaknya 125 warga dan siswa dilarikan ke 7 fasilitas kesehatan akibat keracunan makanan tersebut. Mereka mengalami mual, muntah, dan diare. Hal itu terjadi seusai acara samenan pada senin 24 Juni 2024 lalu.
Dalam acara samenen itu, para orang tua dan siswa mengonsumsi makanan berupa nasi dan goreng ayam tepung.
Baca Juga:Yudha Legislator Garut Kunjungi Empol, Janda Tua Korban Kebakaran di BanyuresmiBey Machmudin: Koperasi Miliki Peran Penting Lengkapi Ekosistem Usaha Rakyat
Sekretaris Dinkes Bandung Barat, Maisara Hanif menyampaikan, dari hasil pemeriksaan uji laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat (Jabar), bahan beracun tersebut terdapat dari sampel makanan yang dibagikan kepada orang tua dan siswa.
“Kita lakukan uji laboratorium sampel makanan untuk menyelidiki penyebab keracunan di Singdangkerta. Hasilnya kita lihat kontaminasi bakteri E.coli dan zat nitrit serta sianida,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Maisara saat dikonfirmasi, Jumat (12/7/2024).
Dinkes sendiri mengirimkan 4 sampel makanan dari ayam krispi, ayam mentah marinasi, saus sambal tomat dan saus sambal cabe. Selain itu, petugas juga mengirimkan satu sampel muntahan korban dan dua sampel air bersih yang digunakan pedagang untuk memasak nasi dan ayam tepung.
“Sampel itu dilakukan pengecekan melalui dua metode yakni uji laboratorium mikrobiologi serta toksikologi. Untuk hasil mikrobiologi, ternyata terdapat bakteri E.coli di air yang digunakan buat masak nasi dan ayam. Sedangkan hasil toksikologi positif nitrit di air bersih, dan kandungan sianida di sampel muntahan,” paparnya.
Reaksi keracunan makanan terjadi sehari setelah acara samenen pada Selasa 25 Juni 2024, para peserta acara samenan mendadak mual, demam, dan diare.
Akhirnya para korban dilarikan ke sejumlah fasilitas kesehatan dan menjalani perawatan medis.
“Untuk antisipasi kejadian serupa kita akan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap pelaksanaan pembuatan makanan untuk konsumsi jumlah besar. Kami akan kolaborasi dengan berbagai stakeholder,” tandasnya. (Wit)