RADAR GARUT- Perjalanan SilverQueen, Dari Pabrik di Garut Hingga Menjadi Raksasa Cokelat Internasional, simak informasinya dibawah ini.
SilverQueen, merek cokelat favorit banyak orang di Indonesia bahkan Asia Tenggara, memiliki sejarah panjang yang dimulai dari Garut.
Dikenal karena rasa manis dan tekstur lembutnya, SilverQueen diproduksi dari biji kakao berkualitas tinggi dan menjadi favorit untuk berbagai kesempatan, baik sebagai camilan sehari-hari maupun hadiah istimewa.
Baca Juga:Fakta Menarik Keluarga Alyssa Daguisé, Punya Darah Prancis-Garut hingga Perjalanan KarirnyaPrediksi Skor Euro 2024: Turki vs Georgia, Peluang Kemenangan Timnas Turki di Laga Pembuka
Varian rasa yang beragam dan kualitas konsisten membuat SilverQueen tetap menjadi pilihan utama para pecinta cokelat di tanah air.
Melansir dari unggahan akun YouTube Adrasa ID (18/06/2024), berikut adalah kisah menarik tentang perjalanan SilverQueen dari awal berdirinya hingga kondisi terkini pabriknya di Garut.
1. Awal Mula di Garut
SilverQueen berasal dari sebuah pabrik di Jalan Cimanuk, Garut. Sejarahnya bermula pada masa penjajahan Belanda ketika Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil kakao terbaik di dunia, terutama dari Pulau Jawa.
Biji kakao ini diolah oleh keluarga Van Houten, pengusaha asal Amsterdam yang dikenal sebagai penghasil cokelat berkualitas tinggi di Eropa.
Pada awalnya, produksi cokelat masih berskala industri rumahan, namun usaha ini berkembang pesat dan berdirilah NP Ceres di Garut, di bawah kendali pengusaha Belanda. Hingga tahun 1940-an, perusahaan ini terus tumbuh.
Namun, perubahan besar terjadi pada tahun 1942 ketika Jepang menduduki Indonesia dan mengusir orang-orang Belanda.
2. Peralihan Kepemilikan dan Kemajuan di Era Mingce Cuang
Setelah peristiwa tersebut, NP Ceres dijual dengan harga murah dan dibeli oleh Mingce Cuang, seorang pengusaha keturunan Tionghoa asal Burma (Myanmar) yang sudah lama menetap di Bandung.
Baca Juga:Tetap Sehat Pasca Idul Adha dengan Mengonsumsi 4 Jenis Asupan Ini!Tips Menghindari Panas Dalam Saat Menikmati Hidangan Idul Adha
Meskipun menghadapi berbagai tantangan di era revolusi Indonesia, Mingce berhasil mengembangkan bisnis cokelat ini.
Salah satu ide brilian Mingce adalah mencampurkan cokelat dengan kacang mede, yang kemudian dikenal sebagai cokelat batangan SilverQueen.
Popularitas SilverQueen melonjak sejak saat itu. Bahkan, Presiden Soekarno konon sangat menyukai cokelat buatan Mingce ini.
Pada tahun 1955, Mingce mendapatkan pesanan khusus dari Presiden Soekarno untuk memproduksi cokelat untuk acara Konferensi Asia-Afrika di Bandung, sehingga pabrik dipindahkan dari Garut ke Bandung.