Waktu tahun itu, di Jl Perjuangan persis di seberang kantor Radar Cirebon, memang berderet kaki lima. Mereka menjual segala macam makanan dan aneka rasa minuman.
Ketika itu, jalan tersebut memang tampak kumuh dengan banyaknya pedagang kaki lima. Bahkan bukan hanya kaki lima, banyak pula bangunan semi pemanen yang digunakan untuk berdagang.
Lebih parah lagi, bangunan semi permanen tersebut, buka hanya untuk berdagang. Tapi juga digunakan untuk tempat tinggal.
Baca Juga:Jual Sepatu Ilegal dengan Memalsukan Merk Bisa Kena Sanksi Hukum, Dua Pria Ini Sudah MerasakannyaSeleksi Atlet POPWIL Tingkat Kabupaten Garut Harus Dilakukan Serius dan Transparan
Hanya persis depan Graha Pena saja tak ada yang berjualan. Karena sebelum membangun gedung lantai 5 itu, saya buat taman terlebih dulu di pinggir jalan tersebut.
Nah, ketika ke-3 karyawan tersebut sedang menyeberang jalan hendak makan, disambar oleh sepeda motor. Kendaraan itu melaju dengan kecepatan tinggi. Ke-3 karyawan tersebut terkapar di tengah jalan.
Akibat dari kejadian itu, salah satu dari ke-3 karyawan kita ini lumayan parah. Hingga sekarang indera penciumannya belum pulih.
Nama salah satu korban tersebut adalah Suhendrik. Dia adalah salah satu karyawan terbaik Radar Cirebon. Sekarang Hendrik, begitu biasa disapa, menjadi direktur di sejumlah perusahaan Radar Cirebon Group.
Setelah peristiwa tersebut, tak perlu berpikir panjang. Saya pun meminta bagian umum untuk menyiapkan kantin sederhana. Yang pentin bisa untuk makan karyawan.
Agar tidak keluar kantor, maka makan siang seluruh karyawan itu saya minta digratiskan. Agar tidak menjadi beban, menu makannya pun dipilih yang sederhana. Yang penting sehat dan bergizi.
Supaya lebih murah lagi, tak perlu beli makanan dari luar. Ibu kantin saja yang menyediakan makanan tersebut. Menunya pun diserahkan kepada pengelola kantin.
Baca Juga:Garut Duduki Peringkat Kedua Termiskin di Jawa Barat, Ini Respons Pj BupatiCaleg Muhammad Salman Algozali dan Riki Muhammad Sidik Ucapkan Terima Kasih ke Masyarakat Garut
Akhirhya terwujudlah program makan siang gratis ala Radar Cirebon yang murah meriah. Kurang lebih hanya Rp 12 ribu per porsi. Ditambah teh tawar atau air putih hangat.
Walaupun judulnya makan siang gratis, program ini juga tidak mulus. Banyak yang berkomentar miring. Ada pula yang sinis.
“Makan apa Rp12 ribu itu,” ujar salah seorang karyawan.
Tapi saya sangat sadar, karyawan ini terbiasa makan siang dengan orang-orang penting. Saya masih ingat. Tapi saya tidak perdulikan.