GARUT – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, Jujun Juansyah menyampaikan, bahwa selama dirinya 2 tahun menjabat di DLH belum ada perubahan signifikan terkait dengan kondisi sampah yang ada di Kabupaten Garut.
“Tapi setidaknya bahwa apa yang menjadi permasalahan kita sudah tahu bahwa sampah di Garut ini perlu adanya satu kebersamaan dari semua pihak,” Ujar Jujun Juansyah, usai menghadiri acara Hari Peduli Sampah Nasional di Gedung Pendopo, Selasa 27 Februari 2024.
Ia mengatakan, bahwa kondisi sampah sekarang yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jumlah per harinya yakni 250 ton.
Baca Juga:25 Atlet Asal Garut Siap Bertarung Mewakili Jawa Barat Guna Menghadapi Gelaran PON 2024Harga Beras Impor dan Lokal Berimbang di Pasar Leuwigoong
“250 ton per hari itu dari potensi jumlah sampah 1.200 ton per hari,” katanya.
Ia menyebutkan, bahwa jumlah 250 ton sampah itu berasal dari 13 Kecamatan di Kabupaten Garut yang harus dilakukan pengelolaan sampah oleh DLH.
” Kondisinya baru 13 Kecamatan yang 250 ton sampah itu, sehingga kinerja kita baru sekitar 31 persen dari semua yang harus dilakukan pengelolaan sampahnya,” lanjutnya.
“Dan momentum hari peduli sampah nasional ini harus menjadikan titik tongkat awal bagaimana kita semua, dari mulai desa, kecamatan, pemerintah untuk bahu membahu bagaimana mencari solusi ini,” ujarnya.
Menurutnya, apabila semua pihak bisa bekerjasama dan berkomitmen dengan baik maka Garut menjadi zero west atau Garut kota intan itu akan segera terwujud.
“Asalkan kita betul-betul komitmen tetapi komitmen disini bukan hanya sekedar seremoni tapi bagaimana kita memberikan contoh dengan menggerakan masyarakat, RT, RW, dengan gerakan peduli pungut sampah atau yang lainya,”ujarnya.
“Makanya seperti apa kata pak PJ, lewat intruksinya terkait dengan gerakan kamis-jumat bersih, itu adalah salah satu hal yang paling sederhana yang tujuanya kita ingin memberikan contoh kepada masyarakat bahwa kita birokrasi juga bisa memberikan contoh dengan upaya gerakan kamis-jumat bersih lewat gerakan pungut sampah,” lanjutnya.
Baca Juga:Kirab Budaya Janur Meriahkan HUT ke-21 Kota Banjar, Kenapa Harus Janur yang Jadi Ikon? Begini PenjelasannyaBELANTARA Fakultas Pertanian UNIGA Berhasil Mengarungi Hulu Sungai Cimanuk
Ia menambahkan, bahwa ke 13 Kecamatan tersebut semua sampahnya dibuang ke Pasir Bajing. “Tapi 13 Kecamatan itu tidak semua desa, tapi desa-desa yang disekigar jalan protokol, mungkin yang desa-desa bukan dijalan protokol ujung-ujungnya akan dibuang ke sungai atau ke jurang,” ujarnya.