RADAR GARUT – Prabowo ubah taktik Pilpres tahun 2024, rangkul 2 kubu yang dulu di serang, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi tersebut yang menyebut ada perubahan taktik dari Prabowo Subianto pada saat ini.
Dibanding Pilpres sebelumnya tersebut. Islah bilang sekarang Prabowo merangkum 2 pihak yang sebelumnya berseberamgak dengan dirinya tersebut.
Baca Juga:AS Roma Bangkit Dua Laga Dua Kemenangan Saat Di Latih De Rossi Pengganti MourinhoHasil Pertandingan AS Roma Vs Salernitana Pada Laga Serie A 2023/2024, Siapa Man of the Match Laga Tersebut?
“Dua kali kalah Pilpres karena getol menyerang Jokowi dan berseberangan dengan para mantan jenderal yang memecatnya. Kali ini taktiknya berubah.
Merangkul keduanya yang penting dia bisa jadi presiden,” kata Islah dikutip dari unggahannya di X, Senin (29/1/2024).
Jika menang, kata Islah, ia bersepekasi. Dua pihak itu yang bakal dipaksa berlutut.
“Andai dia menang (Naudzubillah!), tolong catat: dua pihak ini lah yang kelak akan dipaksa berlutut satu persatu,” ujarnya.
Dia yang memberi sebuah contoh. Saat kalah debat saja, Prabowo yang disebutnya menyimpan sebuah dendam.
“Kalah debat saja dendamnya tidak pernah habis, apalagi dipermalukan puluhan tahun dalam karir politik. Dendamnya bisa jadi menusuk ke tulang sumsum,” jelasnya.
Goyang gemoy yang Sekarang ini melekat pada Prabowo, dinilainya cuman gimik saja. Hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan utamanya untuk jadi presiden.
Baca Juga:5 Fakta Menarik Drakor Marry My Husband Beserta Alur CeritanyaRekomendasi Smart TV Dengan Harga Yang Sangat Terjangkau
“Hari ini dia masih joget-joget di atas pentas dan berkesan patuh. Tapi ini soal kekuasaan tertinggi. Untuk mencapai singgasana, siapa pun pasti bersedia melakukan apa pun. Bahkan berpura-pura jenaka untuk menutupi kebiasaan tantrumnya,” terangnya.
Islah mengungkapkan, presiden punya sebuah kekuasaan yang sangat penuh. Jika Prabowo berkuasa, dia yakin tidak ada lagi yang bisa menghentikannya.
“Dalam dunia demokrasi yang belum begitu mapan, Presiden pada dasarnya adalah jabatan “top of the top”. Ia punya diskresi penuh, bisa membuat dekrit, bahkan bisa menyatakan darurat perang,” pungkasnya.
“Kalau misalnya terlanjur begitu, yang lain bakalan bisa apa? Berharap dari keberanian Gibran dan Kaesang? Buahahaha,” tandasnya.
Demikian informasi tentang Prabowo Ubah Taktik Pilpres Tahun 2024, Rangkul 2 Kubu Yang Dulu Diserang.