RADAR GARUT – Capres nomor urut 1 mau hapus regulasi batas usia pelamar kerja.
Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan mau berencana akan hapus regulasi atau peraturan yang mengatur batas usia pelamar kerja.
“Kami tidak setuju dengan pembatasan usia, ini insya Allah kami ubah aturannya. sehingga negeri dan swasta akan memiliki aturan yang sama,” ungkap Anies dalam acara Desak Anies di Ambon, Maluku, Senin, (15/1/2024).
Baca Juga:Simak Cara dan Syarat Nikah Gartis di KUA 2024Antar Jenazah Ibunda ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya, Begini Raut Wajah Maxime Bouttier
Anies juga mengaku pernah berbincang dengan sejumlah mahasiswa terhadap lamaran kerja.
“Saya pernah bilang begini, waktu itu saya bicara dengan teman-teman mahasiswa, kalau lulus mana punya pengalaman? namanya juga baru lulus. Saya bilang kepada teman-teman mahasiswa, nanti kalau kalian diwawancara, ditanya apa pengalaman Anda, nanti jawabnya “bapak ibu, kalau ibu atau bapak mencari pengalaman, maka bapak ibu cari orang tua yang sudah berpengalaman. Tapi kalau bapak ibu rekrut saya, saya akan memberikan masa depan pada bapak ibu sekalian.””ungkapnya.
Anies juga menyampaikan anak muda menawarkan masa depan, orang tua menceritakan masa lalu. Anak muda belum memiliki masa lalu, yang dia punya ialah masa depan.
“Karena itu, kami berpendapat tidak boleh ada diskriminasi dalam rekrutmen baik itu berdasarkan umur, berdasarkan gender, berdasarkan sosial budaya, berdasarkan agama. Diskriminasi itu harus ditiadakan. Harus ada kesetaraan kesempatan. termasuk soal batas usia,” ujarnya.
Anies juga menegaskan tak setuju dengan pembatasan usia pelamaran kerja, sampai berencana mengubah regulasi Undang-Undang Ketenagakerjaan terhadap pembatasan usia.
Pada kesempatan itu, Anies juga menyoroti kerap munculnya syarat tambahan saat melamar kerja seperti memiliki laptop, motor sampai mobil, yang merepotkan calon pelamar kerjaan.
“Dan sering kali ada persyaratan yang merepotkan misalnya punya laptop. Kalau punya laptop artinya gimana? mampu yang nggak mampu bagaimana? Ada juga persyaratan punya mobil, punya motor, apa lagi persyaratan yang aneh-aneh tuh. ini semua kita ingin hapus,” tegasnya.
Baca Juga:Begini Alasan Pemimpin Ponpes di Jabar Dukung Prabowo-GibranPatut di Contoh, Resign dari Pabrik Kini Novia Menjadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, tak boleh ada blacklist atau larangan pada kelompok etnis tertentu, larangan kepada mereka yang menggunakan pakaian yang sesuai keyakinannya.