GARUT – Belasan remaja asal Kabupaten Garut dan Jakarta digerebek oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Garut dan juga masyarakat saat tengah asyik berpesta Minuman Keras (miras) di Villa Greenhill yang berlokasi di Jalan Tanjakan, Mekargalih, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Minggu 15 Januari 2024.
Kepala Satpol PP Garut, Usep Basuki Eko, menyampaikan, bahwa semua itu bermula saat pihaknya menerima Pengaduan Masyarakat (Dumas) yang merasa resah karena aktivitas yang ada di Villa tersebut.
“Gini, kan itu ada pengaduan masyarakat ke nomor pengaduan kami karena masyarakat sudah resah dengan aktivitas itu, setelah itu kami koordinasi dengan rekan-rekan dari 3 pilar, akhirnya kita sama-sama datang kesana dan memang waktu paginya itu ditemukan bukti botol miras,” Ujar Eko, Senin 15 Januari 2024.
Baca Juga:Awal Tahun 2024, 19 Rumah di Garut Terdampak Akibat Bencana AlamCitra Gemoy Prabowo Luntur dengan Sikapnya yang Emosional
Ia mengatakan, bahwa ada beberapa rumah yang ada di Villa tersebut, namun 2 rumah yang dihuni oleh pengunjung Villa kedapatan membawa miras dan bukan merupakan pasangan suami istri.
“Di 1 rumah ada 5 orang asal Jakarta yang membawa miras, dan di rumah satunya lagi ada 6 laki-laki dan 4 perempuan asal Garut,” katanya.
“Sekarang semuanya sudah dikembalikan kepada orang tuanya, kalau yang dari Jakarta itu mereka habis berlibur dari Pamengpeuk dan istirahat di sana, mungkin karena mereka tidak tahu akhirnya membeli miras. Kan Perdanya tiap daerah itu berbeda, kalau di Jakarta boleh tapi saya kasih pengertian kalau di Garut itu tidak boleh,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa saat proses pemasangan penutupan yang dilakukan bersama dengan masyarakat ditemukan lagi 1 rumah yang mencurigakan.
“Pada saat saya perhatikan lagi, ditemukan 1 rumah lagi yang di dalamnya ada 3 laki-laki dan 2 perempuan, mereka ngakunya suami istri pas kita cocokan KTP-nya berbeda,” ungkapnya.
Dengan kejadian tersebut, dan juga atas keresahan masyarakat saat ini Villa tersebut sudah dilakukan penutupan.
“Nah karena keresahan masyarakat, akhirnya disepakati antara pengelola dengan masyarakat untuk tidak menerima tamu atau kunjungan lagi. Ya sekarang sudah ditutup, itu yang tutup masyarakat sendiri, kalau resmi dari kita, kita akan melakukan penyegelan,” ujarnya.