RADAR GARUT – Anak-anak Palestina diberi obat penenang untuk kurangi rasa sakit saat meninggal, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Dalam video yang diunggah di akun TikTok SBS News AU, Sean Casey, seorang koordinator tim medis darurat dari WHO, menyampaikan sebuah kisah tragis tentang kondisi sulit yang dialami oleh anak-anak yang menjadi sebuah korban genosida Israel.
Anak-anak Palestina yang berjuang untuk hidup di Rumah Sakit Al-Aqsa tersebut yang pada akhirnya harus mendapat sebuah obat penenang karena tidak memungkinkan lagi untuk memberikan perawatan medis yang sangat adekuat kepada mereka.
Baca Juga:Iqbaal Ramadhan Ulang Tahun 24 Tahun Pamerkan Foto Masa KecilnyaResident Evil 7: Biohazard Game Seram Melawan Zombie, Cocok Menemani Liburan Akhir Tahun
Pemberian obat penenang tersebut yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi penderitaan anak-anak tersebut yang menjadi korban serangan Israel, mengingat dengan sebuah kondisi mereka yang semakin memburuk sampai akhirnya meninggal dunia.
“Seorang anak berusia 9 tahun bernama Ahmed diberi obat penenang untuk meringankan penderitaannya saat ia meninggal,” ujar Sean dalam video tersebut.
Serangan besar-besaran dan serangkaian pengeboman yang dilakukan oleh Israel tersebut pada selama periode 80 hari sudah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur kesehatan di wilayah Gaza.
“Para dokter dan perawat di sini (Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza) selalu berusaha melakukan yang terbaik, namun usaha terbaik mereka tidak akan pernah cukup sampai adanya gencatan senjata,” lanjut Sean Casey.
Para tenaga medis di rumah sakit tersebut yang menghadapi kesulitan dalam mengatasi sebuah volume korban yang sangat terus berdatangan tanpa henti, setiap hari, selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
“Kita tidak seharusnya melihat anak-anak seperti Ahmed menderita dan sekarat karena pengeboman dan serangan, dan rumah sakit yang tidak lagi memiliki kapasitas yang cukup untuk merawat mereka,” tambah Sean.
WHO menyatakan bahwa rumah sakit di Gaza tersebut yang sudah melewati kapasitasnya, dan mereka memperingatkan bahwa banyak dari korban luka akibat dengan sebuah serangan tersebut mungkin akan meninggal pada saat menunggu perawatan medis.
Baca Juga:Presiden Perintahkan Panglima dan Kapolri Untuk Kawal Proyek BTS 4G di PapuaHadits Yang Mengajurkan Puasa Ayyamul Bidh Jumadil Akhir
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang tetap kuat dalam tekadnya untuk melanjutkan dengan sebuah pertempuran melawan militan Hamas. Israel yang tampaknya akan terus melanjutkan dengan sebuah operasinya tanpa mengindahkan sebuah kesedihan warga Palestina atas lebih dari 100 kematian setiap harinya tersebut akibat serangan udara Israel.