RADAR GARUT – Viral! Gus Rahajo ungkap kisah Ganjar dan Jokowi yang tidak diketahui publik, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Pegiat media sosial (pegiat medsos), Septian Raharjo yang mengungkap kisah yang tidak banyak diketahui oleh publik. Kisah seseorang yang sangat berjasa karena sudah memberi sebuah masukan yang amat penting kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar tidak salah mengambil keputusan ketika terjadi sebuah puncak Pandemi Covid-19 pada 2021 di Indonesia.
Septian Raharjo atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Raharjo tersebut yang menyebut keberhasilan utama Jokowi di periode keduanya merupakan dengan karena tidak menerapkan lockdown pada saat pandemi Covid 19. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran seseorang yang kala itu memberi masukan kepada Jokowi agar tidak menerapkan sebuah lockdown.
Baca Juga:Prabowo Bangga Jokowi Ada di Pihaknya, Prabowo Begandeng Tangan Dengan PresidenJadwal Debat Kedua Para Capres Dan Cawapres Tahun 2024 Beserta Tema-Temanya
“Padahal orang-orang di sekeliling Jokowi, orang-orang yang sekarang asyik berjoged gemoy, orang-orang yang menyeruakkan wacana 3 periode, saat itu banyak yang mendesak Jokowi untuk menerapkan sistem lockdown,” ungkap Gus Raharjo, dalam tulisannya berjudul Sebuah Kisah yang Tak Muncul di Publik, yang diunggah di akun Instagramnya, @gus_raharjo, Kamis (14/12/2023).
Dia yang menceritakan, pada saat banyak desakan supaya Jokowi memberlakukan sebuah lockdown di seluruh daerah di Indonesia, ada 1 orang dekat yang berani menelepon Jokowi dan meminta agar tidak menerapkan sebuah lockdown.
“Di saat desakan lockdown sangat kuat menerpa Jokowi, ada seorang yang menelpon Jokowi. Orang itu berkata, ‘Mohon izin Pak Presiden, kalau bisa kita cari cara selain lockdown, dan kalaupun pemerintah pusat menerapkan lockdown, kami minta ijin untuk tidak mengikuti’,” ungkap Gus Rahajo.
Diceritakan Gus Raharjo, pada saat itu Jokowi bertanya, apa alasan dia harus menolak sebuah lockdown. Si penelpon tersebut kemudian menjelaskan bahwa penerapan lockdown tersebut yang akan mengakibatkan sebuah kepanikan masyarakat yang dapat berujung chaos.
Kepada Jokowi, penelpon tersebut menjelaskan, ketika lockdown diumumkan, warga yang akan panik dan bergegas memburu, beras, sembako, dan uang tunai. Dari hasil pengecekannya tersebut di pasar dan Gudang Bulog, stok persediaan beras pada saat itu yang sangat tidak cukup apabila ada masyarkaat berbondong-bondong dengan membeli dalam jumlah besar sekaligus.