RADAR GARUT- Direktur Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Aceh, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, menyatakan bahwa dua mobil yang terlibat kecelakaan merupakan pengiring dan bukan bagian dari rombongan utama.
Dua mobil yang mengalami kecelakaan adalah Isuzu Double Cabin dengan nomor polisi 14679-1 dan Toyota Kijang Innova dengan nomor polisi BK 1694 NR.
Insiden terjadi di jalan lintas Medan–Banda Aceh, Desa Paya Demam Dua, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur, pada hari Minggu sekitar pukul 13.40 WIB.
Baca Juga:Profil Ajudan Prabowo: Mayor Teddy Indra Wijaya, Penerima Penghargaan dari Pasukan Elite Amerika SerikatMarshanda Buka Tabir Hubungan dengan Vicky Prasetyo: Memasuki Tahap Serius
Menurut Iqbal, kejadian bermula ketika minibus Toyota Hi Ace yang berada di depan dua mobil tersebut melakukan pengereman mendadak.
Mobil Innova yang berada di belakang Hi Ace ikut mengerem, dan Double Cabin yang berada di belakang Innova banting setir ke kanan untuk menghindari tabrakan.
Namun, saat Double Cabin banting setir ke kanan, Tronton dari arah berlawanan muncul, dan akibatnya, Double Cabin menabrak bagian depan sebelah kanan Tronton.
Iqbal menegaskan bahwa rombongan utama tidak terlibat dalam kecelakaan, dan mereka melanjutkan perjalanan menuju lokasi kegiatan di masjid Ba’alawa, Aceh Timur, setelah selesai melaksanakan kegiatan.
Setelah kejadian tersebut, pengawalan rombongan kembali normal dan aman. Iqbal juga menyampaikan bahwa dalam kegiatan kampanye Anies di Aceh, terdapat 30 kendaraan rombongan pengiring.
Juru bicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Indra Charismiadji menyatakan bahwa Anies dalam keadaan baik-baik saja, dan tidak ada korban dalam peristiwa tersebut.
Dalam kegiatan kampanye di Aceh Timur, Anies Baswedan disambut meriah di Masjid Ba’alawi, Gampong Pucok Alue Dua.
Baca Juga:Perubahan Daftar Urut Dapil Pemilu 2024 di Garut Menurut Keputusan KPUDebat Cawapres Pertama di JCC Senayan, Terstruktur dalam Enam Segmen
Dalam orasinya, Anies menyampaikan keyakinannya bahwa perubahan substansial yang lebih baik akan terwujud jika diberinya amanah tanggung jawab dan kekuasaan sebagai Presiden.
Anies mencontohkan keberaniannya saat memimpin DKI Jakarta, di mana ia memutuskan untuk menutup Hotel Alexis sebagai langkah-langkah perubahan.
Anies juga menekankan bahwa perubahan tidak hanya berasal dari demonstrasi besar-besaran, tetapi juga dari keputusan-keputusan yang kuat.
Setelah memberikan pidato, Anies dan timnya mendeklarasikan visi dan misinya sebagai calon presiden di hadapan ratusan pendukungnya, disertai dengan sorak-sorai dan takbir meriah.