” Ya ini kan upaya pemerintah karena kan selama ini BPS menyampaikan SMK itu penyumbang pengangguran. Nah kita akan bekerja sama apakah betul SMK itu penyumbang pengangguran. Kalau ditanya begitu kita datanya kan ada di BPS. Kalau di kita sih mengupayakan menepis lah, bahwa SMK sebagai penyumbang pengangguran. Jadi kita berusaha lah dengan program pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengurangi pengangguran,” tutup Aang karyana.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Garut, Erna Sugiarti sangat mengapresiasi job fair yang dilaksanakan SMKN 9 Garut ini.
Menurutnya job fair ini merupakan strategi yang paling diharapkan oleh anak-anak khususnya lulusan SMK. Dan oleh karena itu, Ia berharap, semua SMK baik negeri maupun swasta di Kabupaten Garut bisa menyelenggarakan job fair. Dengan begitu, Ia yakin angka pengangguran bisa ditekan.
Baca Juga:Tersedia Angkutan dari Kabupaten Cirebon ke BIJB, Ada 4 Pilihan Wisata Terbaik di Kota UdangSiap Antar dari Indramayu ke BIJB, Wisata Bahari dan Ziarah di Pulau Biawak
Disnakertrans sendiri menurut Erna, mempunyai korelasi dan peranan yang jelas dalam program job fair yang dilaksanakan oleh SMK. Karena berdasarkan amanah dari Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker), Disnakertrans itu mmepunyai kewajiban untuk membina Bursa Kerja Khusus (BKK) yang ada di SMK.
Untuk diketahui bahwa Bursa Kerja Khusus (BKK) merupakan wadah resmi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan baik negeri maupun swasta. Dimana salah satu fungsinya adalah untuk memfasilitasi para lulusan atau alumni untuk memperoleh informasi seputar lowongan kerja.
” Jadi kita membangun sebuah kolaborasi supaya anak-anak SMK ini pada saat mau keluar sekolah diperkenalkan dengan BKK yang punya peran dan fungsi yang sangat strategis kepada sekolah,” ujar Erna ketika diwawancarai di ruang kepala SMKN 9 Garut.
” BKK ini berkewajiban mencari lowongan pekerjaan yang akan disampaikan ke anak didiknya menjelang keluar sekolah atau sudah jadi alumni. Kalau ini bersinergi dan berjalan, insyaa Allah SMK ini akan tereksplor dan data pun kita punya data rill bukan sampling,” sambung Erna.
Erna sendiri menilai kabar yang mengatakan bahwa SMK penyumbang pengangguran tertinggi, merupakan miss data saja.
” Padahal sebetulnya kenapa harus jadi pengangguran karena mereka sudah dibekali skill, beda dengan SMA, jadi ketika mereka tidak ada pekerjaan bisa membuka lapangan pekerjaan. Sebetulnya ini miss data saja,” ujarnya.